6 Langkah Mengurangi Clutter Pada Visualisasi Data Anda

Cole (2015) dalam bukunya Storytelling with Data menyebutkan bahwa salah satu penyebab yang dapat berkontribusi pada beban kognitif adalah sesuatu yang disebut sebagai clutter.

Beban kognitif merupakan upaya mental yang kita perlukan untuk mempelajari informasi baru ketika kita menerima informasi tersebut. Sementara, clutter adalah elemen visual yang menempati ruang di dalam slide, tetapi tidak menambah pemahaman bagi audiens kita.  

Ada alasan sederhana mengapa kita harus mengurangi clutter dalam visualisasi data kita, yaitu karena clutter akan membuat visualisasi data yang kita tampilkan akan tampak lebih rumit dari yang seharusnya.

Tanpa mengenalinya secara eksplisit, maka kehadiran clutter dalam komunikasi visual akan menyebabkan kondisi yang kurang ideal yang akan membuat audiens kita tidak nyaman ketika melihat visualisasi data kita.

Ketika visualisasi data kita tampak rumit dan membuat audiens kita merasa tidak nyaman, maka kita akan mengalami resiko bahwa audiens kita tidak ingin meluangkan waktu untuk memahami apa yang kita sajikan dalam slide presentasi kita. Akibatnya, kita akan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dengan mereka. Sesungguhnya, hal ini bukanlah hal yang baik.

Selanjutnya, coba perhatikan kondisi di bawah ini yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah grafik.

Bayangkan Anda mengelola sebuah tim teknologi informasi. Tim Anda menerima tiket yang perlu diproses.

Pada tahun yang lalu, Anda memiliki sebuah tim dimana dua orang dari mereka keluar dari tim dan Anda memutuskan pada saat itu untuk tidak menggantikan mereka. Kemudian, Anda mendengar keluhan dari tim yang tersisa tentang pekerjaan yang tidak dapat tertangani.

Dalam mengatasi hal itu, Anda baru saja ditanya tentang kebutuhan perekrutan karyawan baru untuk tahun mendatang dan dalam hati Anda bertanya-tanya apakah harus mempekerjakan beberapa orang lagi.

Tentu, pertama-tama Anda ingin memahami apa dampak keluarnya dua orang karyawan selama setahun terakhir terhadap produktivitas tim Anda secara keseluruhan.

Lalu, Anda memplot tren bulanan tiket yang diterima dan diproses selama tahun yang lalu.

Pada grafik yang Anda plot menunjukkan bahwa karena ada dua karyawan yang berhenti pada bulan Mei, maka tim Anda hanya dapat menyelesaikan jumlah tiket yang masuk dalam dua bulan berikutnya. Akan tetapi, tim Anda tidak mampu menyelesaikannya dengan peningkatan gap yang cukup besar yang terjadi di bulan Agustus dan tidak dapat mengatasinya lagi sejak saat itu.

Grafik yang menunjukkan kondisi tersebut ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Coba kita perhatikan slide di atas dari sisi clutter dari visualisasi data yang ditampilkan.

Untuk mengurangi clutter pada slide di atas, maka kita dapat menggunakan Prinsip Gestalt yang dapat membantu kita memahami bagaimana audiens kita melihat dan membantu kita untuk mengidentifikasi dan menghilangkan elemen visual yang tidak diperlukan. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan tiga strategi (alignment, white space, dan contrast) yang dapat membantu audiens kita menjadi lebih nyaman dalam interpretasi visualisasi data yang disajikan.

Cole (2015) menjelaskan bahwa ada enam langkah untuk mengurangi clutter dengan memanfaatkan prinsip Gestalt, alignment, white space dan contrast.

Mari kita bahas enam langkah tersebut satu per satu.

Langkah # 1 : Hilangkan Batas Chart

Batas chart (chart border) sebaiknya dihilangkan seperti yang telah kita bahas ketika membahas prinsip Gestalt, yaitu closure.

Konsep closure mengatakan bahwa orang-orang menyukai hal-hal yang sederhana dan sesuai dengan kontruksi yang sudah ada ada di kepala mereka. Karena hal ini, maka orang-orang cenderung menganggap sekumpulan elemen individu sebagai sebuah elemen tunggal yang mereka kenal ketika ketika ada elemen yang hilang.

Prinsip closure menjelaskan kepada kita bahwa batas chart ini tidak diperlukan. Kita dapat menghilangkannya dan chart kita masih tampak sebagai sebuah entitas yang kohesif.

Selain itu, dengan menghilangkan batas chart, maka kita telah menciptakan white spaceWhite space ini dalam komunikasi visual diibaratkan seperti oksigen, yaitu sesuatu yang membuat desain slide kita seakan memiliki cukup ruang untuk bernafas. Ruangan slide kita jangan dipenuhi oleh elemen-elemen visual yang tidak menambah makna dalam visualisasi data kita.

Hasil dari menghilangkan batas chart dari slide aslinya ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Langkah # 2 : Hilangkan Gridlines

Jika menurut Anda akan sangat membantu bagi audiens Anda ketika data Anda akan lebih mudah diproses secara lebih efektif, maka Anda dapat menghilangkan gridlines.

Dengan menghilangkan gridlines tersebut, maka Anda telah menciptakan white space yang akan dapat membantu audiens Anda lebih nyaman dalam interpretasi visualisasi data.

Jangan biarkan gridlines bersaing secara visual dengan data Anda. Hilangkan gridlines tersebut. Dengan menghilangkan gridlines, maka hal itu akan membuat kontras dan data Anda akan menjadi lebih menonjol.

Menghilangkan gridlines ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Langkah # 3 : Hilangkan Penanda Data (Data Markers)

Anda perlu ingat bahwa setiap elemen yang muncul dalam visualisasi data Anda akan menambah beban kognitif bagi audiens Anda. Disini, kita telah menambah beban kognitif untuk memproses data yang sudah digambarkan secara visual dengan adanya dua garis.

Hal ini bukan untuk mengatakan bahwa Anda tidak boleh menggunakan penanda data (data markers), melainkan gunakanlah sesuai dengan tujuan dari pesan yang hendak Anda sampaikan.

Jangan masukan penanda data karena penanda data tersebut telah tersetting secara default oleh program power point yang Anda gunakan. Secara default artinya penanda data tersebut selalu digunakan bila Anda tidak mengubahnya.

Hasil dari menghilangkan penanda data ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Langkah # 4 : Rapihkan Label Sumbu

Salah satu hal yang tidak menambah nilai dari visualisasi data adalah menambah angka nol pada angka yang tertera pada sumbu vertikal (sumbu Y).

Angka nol tersebut akan membuat angka yang terlihat menjadi lebih rumit. Hilangkanlah angka nol tersebut.

Dengan menghilangkan angka nol tersebut, maka beban kognitif dari audiens Anda akan menjadi berkurang.

Selain itu, Anda juga dapat menyingkat nama bulan yang tertera pada sumbu horizontal (sumbu X) dan juga merubah teks nama bulan dari posisi diagonal menjadi horisontal.

Mengubah teks diagonal menjadi horisontal adalah hal yang sangat penting seperti yang dinyatakan oleh satu studi yang dilakukan oleh Wigdor dan Balakrishnan (2005) yang menemukan bahwa teks yang diputar 450 membuat audiens Anda membacanya 52 % lebih lambat dari teks yang orientasinya normal. Oleh karena itu, hindari elemen diagonal pada slide Anda.

Merapihkan label sumbu hasilnya ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Langkah # 5 : Labeli Data Secara Langsung

Ingatlah bahwa kita perlu terus mengidentifikasi apapun yang membuat beban mental bagi audiens kita untuk memahami visualisasi data yang kita tampilkan. Dan pekerjaan untuk mengurangi beban mental tersebut harus kita ambil, karena kita adalah perancang informasi.

Dari slide yang ditampilkan pada langkah 4, audiens kita masih mempunyai beban kognitif, yaitu : pekerjaan bolak-balik melihat antara legend dan data.

Untuk mengatasi hal itu, maka kita dapat menerapkan prinsip Gestalt, yaitu proximity (kedekatan) dengan meletakkan legend tepat di sebelah data yang disajikan (dua garis).

Prinsip Gestlat (proximity) mengatakan bahwa kita cenderung berpikir elemen atau obyek di dalam slide yang secara fisik berdekatan sebagai milik bagian dari sebuah grup. Artinya, garis biru milik tiket yang diterima dan garis merah milik tiket yang diproses.

Melabeli data secara langsung hasilnya ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Langkah # 6 : Manfaatkan Warna Yang Konsisten

Dalam langkah kelima kita telah memanfaatkan Prinsip Gestalt (proximity). Untuk selanjutnya, coba kita manfaatkan Prinsip Gestalt (similarity) dengan membuat label data berwarna sama dengan datanya yang ditunjukkan oleh dua garis.

Prinsip Gestalt (similarity) mengatakan bahwa obyek atau elemen yang memiliki warna, bentuk, ukuran atau orientasi yang sama dianggap terkait atau menjadi bagian dari suatu kelompok.

Dengan memanfaatkan prinsip tersebut, maka ada isyarat visual bagi audiens kita bahwa label data dan datanya merupakan dua informasi yang terkait.

Hasil dari memanfaatkan warna yang konsisten ditunjukkan pada slide di bawah ini.

Dari seluruh rangkaian yang kita lakukan dalam upaya menghilangkan clutter, coba lihat slide sebelum dan sesudah yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Kita dapat melihat bahwa slide sesudah lebih nyaman untuk dipandang oleh mata kita.

Demikianlah, 6 langkah mengurangi clutter pada visualisasi data Anda.

Melakukan identifikasi dan menghilangkan clutter merupakan tugas kita sebagai penyaji informasi. Dan hal itu akan mengurangi beban kognitif bagi audiens kita.

Clutter adalah elemen visual yang menempati ruang di dalam slide, tetapi tidak menambah pemahaman bagi audiens kita.  Sementara, beban kognitif merupakan upaya mental yang kita perlukan untuk mempelajari informasi baru ketika kita menerima informasi tersebut.

Prinsip Gestalt dapat membantu Anda memahami bagaimana audiens Anda melihat dan memungkinkan Anda dapat mengindentifikasi dan menghilangkan elemen visual yang tidak perlu.

Selain itu, manfaatkanlah alignment dari elemen visual dan ciptakan white space untuk membantu membuat interpretasi visualisasi data Anda menjadi lebih nyaman bagi audiens Anda. Dan, gunakanlah contrast secara strategis.

Clutter adalah musuh kita. Oleh karena itu, hilangkan clutter dari slide presentasi kita.

Sumber: https://erry-ricardo.com/2021/11/08/6-langkah-mengurangi-clutter-pada-visualisasi-data-anda/#.YYhyA2BBw2x


BAGIKAN