Literasi keuangan merupakan hal yang penting bagi kesejahteraan individu dan masyarakat. Ini bukan hanya tentang menyeimbangkan angka, tetapi ini tentang menguasai keterampilan keuangan seperti penganggaran, investasi, dan manajemen keuangan pribadi menjadi fondasi bagi kesehatan keuangan individu, yang akan berdampak pada lanskap ekonomi yang lebih luas dan mendorong stabilitas. Hal ini disampaikan oleh Wuku Astuti, S.E., M.Ak., Akt., C.A. yang merupakan Ketua Program Studi (Kaprodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Widya Mataram (UWM) pada Senin (18/12/2023) di Kampus Terpadu UWM, Banyuraden, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Di negara-negara berkembang pada umumnya perluasan dan pendalaman literasi keuangan masih menjadi pekerjaan yang utama. Namun, memperluas literasi keuangan di negara-negara berkembang bukanlah lari cepat; ini adalah lari maraton. Medan yang dilalui sangat menantang, penuh dengan rintangan seperti akses internet dan nuansa budaya yang dapat mengaburkan konsep-konsep keuangan.
“Bahasa lokal dapat digunakan menjadi jembatan dan teknologi mobile sebagai sarana edukasi. Modul berukuran kecil yang disampaikan melalui ponsel, aplikasi pembelajaran berbasis game yang membuat perencanaan keuangan menjadi menyenangkan, dan lokakarya komunitas yang penuh dengan sesi interaktif - inilah alat yang membawa literasi keuangan menjadi lebih dekat dengan masyarakat, sehingga lebih mudah diakses dan mudah dipahami,” tambahnya.
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang semakin masif akhir-akhir ini dapat digunakan sebagai sarana edukasi literasi keuangan. “AI dapat digunakan untuk membuat materi edukasi keuangan yang lebih menarik dan interaktif. Materi tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman masing-masing individu. AI dapat digunakan untuk memantau arus kas dan pengeluaran individu. Pemantauan ini dapat membantu individu untuk tetap disiplin dalam mengelola keuangan mereka,” kata dosen Prodi Akuntansi UWM ini.
“AI dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan keuangan, seperti menabung, berinvestasi, dan mengelola risiko keuangan. Individu perlu memiliki literasi keuangan yang memadai untuk dapat memanfaatkan AI secara optimal untuk mencapai tujuan keuangan mereka. Literasi keuangan dan AI adalah dua hal yang saling terkait. AI memiliki potensi untuk meningkatkan literasi keuangan, namun literasi keuangan diperlukan untuk dapat memanfaatkan AI secara optimal. Pengembangan literasi keuangan dan AI perlu berjalan beriringan agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi Masyarakat,” tegasnya.
Humas@UWM