Dalem Mangkubumen merupakan rumah pangeran yang unik dan menarik. Saat ini Dalem Mangkubumen difungsikan menjadi Universitas Widya Mataram (UWM. Hal itu disampaikan Ir. Ikaputra, M.Eng.,Ph.D., Dosen Program Studi Arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menjadi narasumber kuliah perdana Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi pada Rabu (10/3/2020) di Pendapa Agung Dalem Mangkubumen.
Kuliah perdana digelar dengan mengangkat tema Arsitektur Tradisional Jawa dengan fokus pada Dalem yang ada di lingkungan Kraton. Kuliah perdana yang diikuti para mahasiswa Arsitektur ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Kaprodi dan dosen.
Ikaputra memberikan pemaparan mengenai aspek-aspek menarik mulai dari tata letak bangunan, nama-nama bangunan Kraton, sejarah dan filosofinya secara mendetail. Menurutnya, Dalem Mangkubumen salah satu dalem yang memiliki keunikan tersendiri dibanding dalem-dalem lainnya. Bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1700-an itu menjadi sangat unik dan hebat karena adanya upaya melestarikan.
“Tipikal bangunan Jawa menghadap ke utara dan selatan dan tidak satu sumbu dengan regol karena dimaknai sebagai tusuk sate,” terang Ikaputra. Ia menambahkan bangunan Tusuk sate dirasionalisasikan merupakan bangunan yang berada pada lorong angin, sehingga jika ditempati dapat mengakibatkan timbulnya penyakit, dan jika tidak dapat terobati dapat berujung meninggal. Dalem Mangkubumen memiliki halaman berlapis-lapis, baik halaman depan maupun samping. Sedangkan dalem lainnya tidak memiliki itu.
Pelestarian bangunan Arsitektur Jawa Tradisional, lanjut Ikaputra, diimplementasikan dengan tetap melestarikan bangunan dan bentuknya namun, difungsikan lebih optimal sesuai dengan kebutuhan saat ini seperti halnya UWM. Semua bangunan harus menghadap utara dan selatan untuk mendapatkan pencahayaan yang bagus. Hal itu juga diterapkan pada beberapa bangunan di lingkungan UGM.