Memimpin Perubahan Adalah Tantangan Perguruan Tinggi

Kalau bicara perguruan tinggi, sebagaimana dikatakan (Alm) Sri Sultan Hamengku Buwono IX Pendiri Universitas Widya Mataram (UWM) bahwa pendirian kampus UWM tidak untuk menambah deretan panjang jumlah Perguruan Tinggi (PT) di Yogyakarta, tetapi ingin memberikan alternatif bagi dunia pendidikan. Kampus budaya ini juga ingin menjadi PT yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu harus menjadi PT yang bermutu.

Pernyataan itu disampaikan Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) dalam paparannya sebagai Keynote Speaker Seminar Nasional yang digelar Fakultas Ekonomi (FE) UWM Kamis (23/1/2020) di Pendopo Agung UWM. Seminar tersebut mengangkat tema Good University Governance yang dihadiri dosen dan mahasiswa baik internal maupun eksternal kampus.

“Sehingga dibutuhkan aplikasi Good University Governance untuk mencapai UWM unggul dan bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat,” jelas Edy.

Berbicara tentang karakteristik PT unggul, Mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) itu menuturkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari level pimpinan PT, dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan harus berkualitas. PT juga harus memiliki sarana dan prasarana yang cukup didukung sumberdaya keuangan dan jejaring yang luas.

“Penerapan Good University Governance secara totalitas dan konsisten baik di bidang akademik, keuangan dan SDM serta good leadership menjadi karakteristik suatu perguruan tinggi unggul,” ucap mantan Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) itu.

Edy menandaskan penerapan Good University Governance dilakukan mengingat persaingan antar PT yang semakin ketat. Tugas PT sendiri adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga tidak menjadikan profit oriented sebagai tujuannya. PT juga dituntut mampu memberikan kepuasan bagi stakeholders. Di samping itu, Good University Governance akan dapat mendorong pengembangan dan pengelolaan PT secara efektif dan efisien. Untuk mencapai itu tentunya diperlukan konsep regulasi, komitmen pimpinan, sosialisasi ke semua jajaran, kecukupan SDM dan ketaatan pada aturan yang ada.

Dalam sambutannya, Dekan FE Drs. As Sutarno, MM menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam acara itu. Harapannya seminar nasional yang digelar akan menjadi daya dorong untuk mewujudkan tata kelola PT yang lebih baik.

“Kita semua sebagai SDM utama yang memiliki potensi untuk tata kelola yang terus maju dan berkesinambungan,” kata Sutarno.

Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Wahab M.Pd., MA pembicara kedua, untuk mengimplementasi Good University Governance universitas memiliki keharusan untuk terus meng-update diri untuk bisa menjawab berbagai perubahan dunia. Hal itu mengingat globalisasi telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan termasuk kehidupan universitas.

“Universitas Widya Mataram akan terus bisa meningkatkan kualitas performansinya, jika semua civitas akademika ikut berpartisipasi secara aktif dan proaktif dalam implementasi Good University Governance,” terang mantan Rektor UNY itu.

Universitas harus menjawab tantangan zaman, sehingga harus otonom, proaktif, akuntabel, memiliki tingkat desentralisasi yang benar dan profesionalisme pembuatan keputusan. Rochmat juga menegaskan Good University Governance juga tidak bisa lepas dari aspek kepemimpinan akademik yang harus dimiliki.

“Memantapkan kepemimpinan berbasis nilai dan menegakkan kepemimpinan akademik, mengembangkan spirit of enterpreneurship, dan membangun komunitas kampus berbasis inovasi untuk menghadapi kompetisi global merupakan beberapa strategi dalam mewujudkan Good University Governance,” tandasnya.

Sedangkan dari segi kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mewujudkan Good University GovernanceDr. Jumadi, SE., MM mengatakan era revolusi industri 4.0 telah merubah perilaku industri/Perguruan Tinggi (PT), perilaku konsumen dan merubah keputusan konsumen. Dengan begitu harus ada langkah seiring yang dilakukan. PT sendiri harus memperbaiki pengelolaan lembaga, data dan Informasi, selanjutnya menyampaikan kepada stake holder dengan harapan meningkatnya daya saing terhadap kompetitor dan daya tarik bagi stake holder. Pengelolaan lembaga yang juga berkolaborasi dengan stake holder dilakukan melalui prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang akan menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan Produk yang berkualitas baik sarjana, riset, maupun program layanan masyarakat.

“GCG harus diterapkan dengan pendekatan leadership perguruan tinggi. Kepemimpinan harus membedakan antara managers dan leaders. PT juga harus menerapkan kepemimpinan akademik dalam segala aspek,” kata Wakil Rektor III UWM itu.

Menurutnya, demi tercapainya Good University Governance perlu disiapkan SDM yang berkualitas dengan kecerdasan Ultra meliputi kecerdasan Spiritual, Emosional, Kultural, Sosial dan Intelektual (SEKSI). Disamping berkualitas, SDM juga harus produktif untuk menciptakan kesuksesan yang bermartabat.

Tantangan berikutnya, lanjut Jumadi, harus dapat menyiapkan SDM yang dibutuhkan pada tahun 2025 dan 2030. Tahun 2025 dibutuhkan kapasitas SDM yang memiliki Cross-cultural competenceInterdisciplinarityCritical thinking, Emotional intelligence, Tech aptitude. Sedangkan pada Tahun 2030 kapasitas yang dibutuhkan diantaranya Mental Elasticity and Complex Problem SolvingCritical ThinkingCreativityPeople Skills, dan Interdisciplinary Knowledge.

 

Sumber: http://new.widyamataram.ac.id/content/news/memimpin-perubahan-adalah-tantangan-perguruan-tinggi#.XilkJE8zbIU


BAGIKAN