Pemberdayaan Masyarakat Melalui Fisio SMART

Program Studi Fisioterapi Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta baru saja menyelesaikan program magang yang berdampak signifikan bagi masyarakat di Puskesmas Sanden, Bantul. Program magang yang berlangsung selama lima minggu ini melibatkan mahasiswa semester 7 dan fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan fisioterapi yang inovatif. Penarikan mahasiswa magang dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025, menandai keberhasilan kolaborasi antara Unisa Yogyakarta, Puskesmas Sanden, dan masyarakat sekitar.

Fisio SMART: Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Fisioterapi

Program magang ini melahirkan sebuah branding inovatif bernama Fisio SMART (Fisioterapi Melalui Strategi Pemberdayaan Masyarakat). Branding ini mewakili komitmen kuat mahasiswa dan tenaga pendidik Unisa Yogyakarta dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui kolaborasi dan pemberdayaan yang berkelanjutan. Fisio SMART menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup mereka.

Selama masa magang, mahasiswa Fisioterapi Unisa bekerjasama erat dengan berbagai pihak, termasuk kader juru pemantau stroke dari masyarakat, dokter, dan fisioterapis Puskesmas Sanden. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci keberhasilan program. Fokus kegiatan utama adalah pemantauan dan penanganan kondisi kesehatan yang umum di masyarakat, seperti stroke, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, mahasiswa juga aktif terlibat dalam kegiatan komunitas pemberdayaan, dengan sasaran utama lansia dan anak-anak penyandang disabilitas.

Kegiatan magang ini mendapatkan bimbingan langsung dari dua fisioterapis profesional dari Puskesmas Sanden, yaitu Novika Kurniawati dan Maryati. Kehadiran dan bimbingan mereka memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai standar profesional dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Pendekatan kolaboratif yang diterapkan terbukti efektif dalam menciptakan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Sanden.

Bani salah satu mahasiswa peserta magang mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan pembelajaran yang sangat berharga. Mereka tidak hanya belajar secara teknis mengenai fisioterapi, tetapi juga memahami pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam konteks komunitas fisioterapi.

“Kami belajar bagaimana melibatkan masyarakat secara aktif dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan mereka,” ujarnya.

Ketua Program Studi Fisioterapi Unisa Yogyakarta, Hilmi Zadah Faidullah, S.St., M.Si., menyampaikan harapannya agar program magang ini dapat menjadi inspirasi dan model bagi wilayah lain.

“Kami berharap Program Studi Fisioterapi Unisa dapat terus berkontribusi dalam peningkatan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, tidak hanya di Sanden, tetapi juga di seluruh provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Hilmi.

Berakhirnya program magang ini diharapkan menjadi awal dari penerapan model Fisio SMART di berbagai wilayah. Model ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara fisioterapi dan pemberdayaan masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang lebih sehat dan mandiri. Program ini membuktikan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan, fasilitas kesehatan, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan bersama.


BAGIKAN