Presidensi G20 dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia

G20 merepresentasikan kekuatan politik dan ekonomi dunia, dimana anggotanya memiliki 80-85% Gross Domestik Produk (GDP), 79% perdagangan, dan 65% total populasi dunia. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. dalam seminar internasional dengan tema “After the 2022 G20 Bali Summit: Indonesia on the Global Stage” pada Selasa-Rabu (24-25/1) di Sahid Jaya Hotel & Convention. Acara ini merupakan kolaborasi dengan Northern Illinois University (NIU). 

Lebih lanjut, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) ini mengemukakan bahwa untuk mengatur kegiatannya, G20 memiliki Presidensi, ditentukan oleh konsensus oleh anggotanya berdasarkan rotasi regional dan perubahan setiap tahun, tetapi forum G20 bukanlah forum yang mengikat, dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) diadakan setiap tahun.

Kemudian, mantan Ketua APTISI ini menambahkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang penting dan karenanya memiliki hak khusus untuk dimasukkan ke dalam keanggotaan. “Indonesia adalah demokrasi baru yang sedang dalam proses konsolidasi: menginspirasi negara-negara lain untuk mempromosikan demokrasi sambil mengejar pertumbuhan ekonomi yang kuat dan satu-satunya anggota ASEAN sebagai anggota tetap G-20,” tutupnya.

Humas@UWM


BAGIKAN