Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan the 28th International Conference of Oriental COCOSDA (International Committee for the Coordination and Standardization of Speech Database and Assessment Technique) pada 12-14 November 2025. Konferensi internasional bergengsi ini diselenggarakan oleh Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) bekerja sama dengan UKDW dan didukung oleh GLAIR AI, GOTO, Arcadia, IEEE Computer Society chapter Indonesia, serta Indonesia Association for Computational Linguistics (INACL).
Dalam sambutan pembukaan OCOCOSDA, Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., menyampaikan rasa bangganya karena UKDW mendapat kehormatan menjadi tuan rumah konferensi internasional ini yang sejalan dengan visi UKDW untuk menjadi Sustainable and Entrepreneurial Research University (SERU).
“Kami percaya bahwa teknologi bukan hanya tentang mesin dan data, tetapi juga tentang manusia, suara, dan pemahaman. Upaya Oriental COCOSDA dalam mengembangkan sumber daya bahasa dan ujaran untuk komunitas yang beragam berkontribusi pada dunia yang lebih inklusif, mudah diakses, dan terhubung. Kami berharap kolaborasi ini dapat berkembang menjadi proyek nyata yang memperkuat kerja sama akademik dan riset lintas disiplin,” ujar Dr.-Ing. Wiyatiningsih.
Ketua umum KORIKA, Prof. Hammam Riza, hadir pula dalam pembukaan konferensi OCOCOSDA 2025. Ia menegaskan bahwa masa depan kecerdasan buatan harus dibangun melalui kolaborasi multi-helix dan berpihak pada pelestarian warisan bahasa serta budaya. “KORIKA mendorong sinergi antara akademisi, peneliti, perekayasa, dan komunitas untuk menciptakan teknologi AI yang benar-benar inklusif, yang mampu mendengar, memahami, dan berbicara dalam keberagaman bahasa lokal Indonesia,” ujarnya.
Convenor OCOCOSDA, Prof. Sakriani Sakti, menjelaskan bahwa konferensi ini juga menjadi ajang penyampaian laporan tahunan aktivitas organisasi. “COCOSDA merupakan organisasi yang sangat aktif di Asia dan terus memperluas koneksi dengan komunitas regional. Momen ini adalah kesempatan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta memperkuat kolaborasi,” jelas Prof. Sakriani.
Konferensi OCOCOSDA 2025 yang berlangsung selama tiga hari diikuti peneliti dari 13 negara di Asia. Sebanyak 35 artikel riset dan 21 poster ilmiah dipresentasikan, membahas topik-topik seperti rekayasa ujaran (speech Technology), akustik, dan linguistik. Salah satu pembicara kunci, Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc., menekankan pentingnya human-centered linguistic AI yang tidak hanya memahami bahasa, tetapi juga menjaga keberlanjutannya agar tetap hidup dan bermakna.
Pada akhir hari kedua konferensi, salah satu peserta OCOCOSDA dari India menyatakan sangat terinspirasi dengan sesi-sesi yang diikutinya. Ia merasa beruntung dapat menghadiri konferensi ini. “Sungguh luar biasa bisa berbagi ilmu dan tantangan yang dihadapi. Mengetahui bahwa orang lain memiliki tantangan yang sama, serta dapat saling bertukar pikiran dan belajar dari apa yang dilakukan para peneliti lain, adalah hal yang sangat membantu,” ujarnya.