BEM Psikologi UAD Hadirkan Kelas Kesetaraan Gender di Sekolah Perempuan Poetri Mardika

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi menyelenggarakan Kelas Kesetaraan Gender sebagai bagian dari Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPKO) di Sekolah Perempuan Poetri Mardika, Desa Temuwuh, Dlingo, Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu 23 Agustus 2025. Adapun sasaran dari kegiatan ini sendiri yaitu untuk warga

Kegiatan ini menghadirkan Dra. Yohana Santi Roestriyani sebagai pemateri. Ia merupakan perwakilan dari Pusat Perlindungan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (P2TPAKK) Rekso Dyah Utami. Pemilihan mitra ini didasarkan pada kelengkapan layanan yang dimiliki dan keterjangkauannya bagi masyarakat DIY. Layanan tersebut meliputi pengaduan dan penanganan kasus kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan KDRT; rehabilitasi kesehatan; mediasi; pendampingan; hingga penampungan sementara bagi korban.

Dalam kelas ini, Yohana membawakan empat topik utama. Pertama, keseimbangan peran rumah tangga antara suami dan istri. Kedua, macam-macam manajemen konflik yang terdiri dari Avoiding (penghindaran), Competing (kompetisi), Accommodating (akomodasi), Compromising (kompromi), dan Collaborating (kolaborasi). Ketiga, pencegahan KDRT yang menekankan pada tanda-tanda hubungan tidak sehat serta tempat mencari pertolongan. Keempat, manajemen keuangan rumah tangga yang meliputi pengaturan jangka pendek, menengah, dan panjang.

Adapun harapan dari kegiatan ini adalah perempuan di Desa Temuwuh mampu berdaya menghadapi konflik dalam rumah tangga antara suami dan istri. Dalam hasil diskusi, Faiz, salah satu tim PPKOrmawa sekaligus fasilitator kelas manajemen rumah tangga, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya berupa sesi belajar dan mengajar. “Kelas ini juga ada sesi bermain peran yang dipandu fasilitator dengan tujuan untuk mempraktikkan metode ketika terjadi konflik antara suami dan istri,” jelasnya.

Menurutnya, sesi tersebut menghasilkan pengalaman baru bagi peserta. “Ibu-ibu mengetahui sikap apa yang perlu diambil ketika terjadi konflik tertentu. Mereka juga membagikan tips secara personal kepada ibu-ibu lain,” tambah Faiz. Selain itu, ditemukan pula bahwa ada beberapa ibu yang sudah memiliki cara penyelesaian konflik di rumahnya, sementara sebagian lain merasa masih kurang dalam komunikasi. (Tifa)

uad.ac.id


BAGIKAN