Aurelia Hillary Wibisono, mahasiswa Program Studi Teknik Industri angkatan 2022 sekaligus Mahasiswa Berprestasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) 2025, terpilih mewakili UAJY pada The Association of Southeast and East Asian Catholic Colleges and Universities (ASEACCU) ke-31 yang digelar di Providence University, Taichung, Taiwan pada 18–21 Agustus 2025.
Konferensi internasional ini mengangkat tema “Pilgrims of Hope: Spiritual Development and Action of Gen Z”. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan akademisi dari perguruan tinggi Katolik di Asia Tenggara dan Asia Timur, termasuk Indonesia. Tema tahun ini adalah kepedulian terhadap perkembangan spiritualitas Gen-Z sebagai peziarah harapan dan masa depan dunia.
Dalam konferensi tersebut, Rektor UAJY Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M, Wakil Rektor III UAJY Ir. Yosef Daryanto, S.T., M.Sc., Ph.D., beserta Kepala Kantor KKACM, Suryo Adi Pramono, S.I.P., M.Si., turut hadir mendukung pada acara tersebut.
Aurelia tidak hanya hadir sebagai delegasi, tetapi juga dipercaya menjadi pembicara dalam Student-Centered Panel Discussion bersama perwakilan dari Macau, Australia, dan Korea. Ia membawakan topik “Rooted Yet Restless: Navigating Dreams, Doubts, and Divine Hope in Indonesian Gen Z” yang menyoroti keraguan, harapan, dan tindakan yang dilakukan Gen-Z untuk mempersiapkan masa depan.
“Saya merasa sangat bersyukur dan bangga bisa menjadi bagian dari konferensi ASEACCU 2025 mewakili Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya juga merasa sangat senang khususnya karena saya terpilih menjadi speaker pada panel discussion untuk mewakili aspirasi dari negara Indonesia,” ujar Aurelia.
Rangkaian kegiatan konferensi mencakup seminar, diskusi, workshop, hingga pertunjukan budaya. Mahasiswa juga mengikuti student workshop refleksi spiritualitas Gen-Z dan berkunjung ke destinasi budaya Taiwan. Aurelia mengakui tantangan terbesar yang dihadapi adalah menemukan cara untuk menempatkan diri sebagai mahasiswa Indonesia, Gen-Z, sekaligus Katolik, agar bisa merepresentasikan aspirasinya dengan baik.
“Konferensi ini memberi saya kesempatan yang sangat berharga untuk belajar dan berkembang. Pengalaman ini bukan hanya tentang berbagi pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana saya bisa mendengar perspektif berbeda dari berbagai peserta yang berasal dari latar belakang dan budaya yang berbeda. Konferensi ini membantu saya memperkaya wawasan saya tentang isu-isu global dan memperdalam pemahaman saya tentang tantangan yang dihadapi generasi muda, khususnya dalam konteks agama dan budaya,” ungkap Aurel.
Aurel berharap agar mahasiswa dapat terus mengembangkan wawasan internasional, berpikir global tanpa meninggalkan kearifan lokal, serta memperdalam pemahaman tentang isu-isu dunia seperti teknologi, sosial, dan agama sehingga mampu berkontribusi lebih baik dalam dunia akademik maupun masyarakat.
“Bagi mahasiswa lainnya, saya berharap kita bisa bersama-sama meningkatkan semangat untuk belajar dari berbagai sumber, baik lokal maupun internasional. Konferensi semacam ini bisa menjadi titik awal untuk memperluas jaringan dan membangun koneksi yang lebih bermakna,” tutup Aurel.
###