Upaya memperkuat internalisasi nilai-nilai Islam di lingkungan kampus terus menjadi fokus utama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam mencetak generasi berkarakter dan berintegritas. Melalui kegiatan Training of Trainer (ToT) Koordinator Mentor Fakultas (KMF) dan Mentor Pendampingan Agama Islam (PAI) Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar di Gedung AR Fachruddin B Lantai 5 pada Sabtu (11/10), UMY menyiapkan mahasiswa-mahasiswa terbaik untuk menjadi garda terdepan dalam pembinaan keislaman di kampus.
Kegiatan ini tidak hanya menekankan aspek spiritual, tetapi juga pembentukan karakter mahasiswa yang selaras dengan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan. Hal ini disampaikan oleh Talqis Nurdianto, Lc., M.A., Ph.D., selaku Kepala Sub-Direktorat Kepemimpinan dan Kaderisasi Direktorat Al-Islam Kemuhammadiyaan UMY
“Dari 435 calon mentor yang mendaftar dengan persyaratan lengkap dan kualifikasi yang sesuai, tidak semuanya bisa diterima. Hanya 197 yang kami pilih sebagai mentor. Jadi, teman-teman yang hadir di sini adalah mereka yang benar-benar terkualifikasi dan layak menjadi mentor. Mari tunjukkan kesungguhan, dedikasi, dan komitmen penuh dalam membina adik-adik kita,” ujarnya.
Selain menjadi ajang pelatihan teknis, kegiatan ini juga menegaskan kembali arah besar UMY sebagai universitas berbasis nilai Islam. Taufiqur Rahman, S.IP., M.A., Ph.D., selaku Direktur Direktorat Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (DIKM), menjelaskan bahwa seluruh civitas academica UMY memiliki tanggung jawab untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan dalam kehidupan kampus.
“UMY memiliki visi menjadi perguruan tinggi unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan nilai-nilai Islam untuk kemaslahatan umat. Maka, ada aspek-aspek yang harus terus kita kuatkan, salah satunya melalui internalisasi nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan dalam setiap aktivitas kampus,” tutur Taufiq.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa strategi penguatan nilai keislaman di UMY dijalankan melalui tiga kebijakan utama: internalisasi, integrasi, dan kaderisasi. Internalisasi dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai Islam kepada seluruh warga kampus. Integrasi diterapkan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama pada proses pembelajaran. Sedangkan kaderisasi diarahkan kepada mahasiswa berpotensi untuk menjadi penggerak dakwah dan kepemimpinan Islami di masa depan.
“Mentor ini adalah kader pilihan. Dalam konsep dakwah jamaah, mereka merupakan inti jamaah. Tugasnya bukan hanya membimbing, tetapi juga menginspirasi, mendinamisasi, dan memotivasi teman-temannya dalam kegiatan pendampingan keislaman. Mereka bagian dari strategi kaderisasi yang menjadi ruh UMY,” tambahnya.
Taufiq juga menekankan bahwa pelaksanaan program mentoring akan menggunakan pendekatan kesetaraan dan kolaborasi, bukan dengan cara menggurui. Pendekatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat persaudaraan, keteladanan, dan kerja sama antara mentor dan peserta. (NF)