Rekognisi Akademik Dosen UMY: Prof. Zuly Qodir Jadi Penguji Eksternal di UKSW

Reputasi keilmuan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mendapat pengakuan di tingkat nasional. Prof. Dr. Zuly Qodir, M.Ag., dosen Program Studi Doktor Politik Islam sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UMY, diundang sebagai penguji eksternal pada Program Doktor Studi Pembangunan (DSP) Fakultas Interdisiplin Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, pada Selasa pagi (15/7) di Ruang G 505, Kampus UKSW.

Keterlibatan ini memperkuat rekognisi terhadap otoritas intelektual Prof. Zuly di bidang sosiologi politik dan agama, yang selama ini ia tekuni melalui berbagai riset dan publikasi bereputasi, baik nasional maupun internasional.

“Undangan sebagai penguji eksternal ini bukan yang pertama bagi saya. Sebelumnya saya juga pernah diundang oleh Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan UIN,” terang Zuly saat ditemui di ruangannya di Gedung AR Fachruddin A, Kampus UMY, Kamis (17/7).

Menurutnya, posisi sebagai profesor tidak hanya menunjukkan capaian akademik tertinggi, tetapi juga mencerminkan keahlian khusus yang harus diakui oleh komunitas ilmiah luas.

“Profesor itu bukan hanya gelar, tapi tanggung jawab keilmuan. Kalau kita punya keahlian spesifik, maka orang lain akan mengakui dan mengundang kita,” ujarnya.

Zuly mengisahkan bahwa ia telah lama memfokuskan diri pada kajian sosiologi politik dan agama, termasuk isu-isu tentang identitas politik dan etnisitas di Indonesia. Salah satu disertasi yang ia uji di UKSW baru-baru ini mengangkat isu politik identitas di Pulau Sumba. Sebuah topik yang sangat relevan dengan riset yang tengah ia jalani.

“Meski saya dari Prodi Politik Islam UMY, ternyata tetap relevan dengan topik yang dikaji di UKSW. Pernah juga saya menjadi co-promotor untuk disertasi tentang perlawanan politik kaum santri. Kali ini saya menguji disertasi tentang identitas politik dan etnis. Mereka melihat keahlian saya sesuai, maka saya diundang,” jelasnya.

Prof. Zuly berharap pengalaman ini tidak hanya memperluas jejaring pribadi, tetapi juga membuka pintu kolaborasi antara UMY dan UKSW, terutama dalam bidang riset lintas institusi, publikasi bersama, hingga pertukaran akademik.

“UKSW adalah kampus besar dengan sejarah dan reputasi panjang, khususnya di Jawa Tengah. Ini peluang besar bagi UMY untuk memperluas pengaruh akademiknya ke luar,” tambahnya.

Ia pun mendorong agar semakin banyak dosen UMY yang mengembangkan keahlian spesifik melalui riset dan publikasi berkualitas, karena inilah yang akan memperkuat posisi institusi di kancah nasional dan internasional.

“Saya berharap para profesor UMY memiliki expertise yang bisa ditawarkan keluar. Cara membangun itu adalah melalui riset yang dipublikasikan secara konsisten,” pungkasnya. (FU)


BAGIKAN