Gerakan pramuka tidak hanya menjadi wadah pembentukan karakter generasi muda, tetapi juga barisan terdepan dalam mitigasi bencana. Melihat potensi tersebut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjalin kerja sama strategis dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY untuk mengembangkan program Pengabdian Masyarakat berbasis edukasi dan mitigasi bencana.
Kolaborasi ini melibatkan 16 dosen UMY dari berbagai disiplin ilmu dan berpotensi melibatkan hingga 80 mahasiswa dalam kegiatan edukasi, pendampingan, dan pelatihan bagi anggota Pramuka di berbagai jenjang, dari Siaga hingga Pandega. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari arahan pimpinan universitas agar kegiatan riset dan pengabdian dosen terhubung langsung dengan kebutuhan masyarakat dan lembaga sosial.
“Kerja sama ini sudah berjalan beberapa tahun dalam bentuk kegiatan kecil, tetapi tahun ini kami koordinasikan secara masif. Dosen UMY akan mendampingi Pramuka di berbagai tingkatan untuk memperkuat kemampuan mitigasi bencana sekaligus menanamkan edukasi sosial dan budaya,” ujar Dr. drg. Laelia Dwi Anggraini, Sp.KGA, Kepala Sub-Direktorat Pengabdian Dosen UMY.
Lia saat ditemui pada Jumat (17/10), menyampaikan jika kemitraan dengan Kwarda DIY terbangun melalui komunikasi dengan GKR Mangkubumi, yang juga menjabat sebagai Ketua Kwarda DIY. Program ini merupakan kelanjutan dari kerja sama UMY dengan berbagai instansi di bawah koordinasi GKR Mangkubumi.
Atas kontribusi tersebut, Kwarda DIY menganugerahkan penghargaan kepada UMY sebagai satu-satunya perguruan tinggi di DIY yang secara konsisten berkontribusi dalam kegiatan mitigasi bencana dan edukasi Pramuka. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh GKR Mangkubumi pada acara Musyawarah Daerah di kompleks Kepatihan Yogyakarta, sekaligus menjadi pengakuan atas kiprah UMY yang telah mendampingi kegiatan Pramuka selama lebih dari lima tahun.
“Kami ingin mendukung Kwarda DIY sebagai mitra strategis dalam membentuk masyarakat yang tangguh bencana dan berkarakter kuat. Di sisi lain, dosen dan mahasiswa UMY bisa langsung mengimplementasikan hasil riset dalam kegiatan pengabdian nyata,” jelasnya.
Dalam skema pengabdian ini, dosen tidak hanya menjadi pelatih atau pembimbing teknis, tetapi juga fasilitator pembelajaran. Kegiatan bersama Kwarda DIY difokuskan pada pembinaan Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega, agar mereka memahami dasar-dasar mitigasi bencana, kesehatan masyarakat, hingga pelestarian budaya lokal.
“Anak-anak Pramuka itu calon pemimpin masa depan. Mereka disiplin, tangguh, dan memiliki keterampilan sosial yang kuat. Kalau dosen bisa mendampingi mereka, hasilnya tidak hanya pada penguatan kesiapsiagaan bencana, tapi juga karakter generasi muda yang berdaya,” tutur Laelia.
UMY berharap program bersama Kwarda DIY ini dapat menjadi model kemitraan pendidikan tinggi dan organisasi sosial dalam membangun masyarakat yang siap menghadapi tantangan kemanusiaan.
“Ini bukan hanya soal kerja sama kelembagaan, tapi bagian dari tanggung jawab moral UMY sebagai kampus Muhammadiyah untuk hadir di tengah masyarakat, menguatkan ketahanan sosial, dan mencetak generasi muda yang siap mengabdi,” pungkas Lia. (ID)