 
				Dalam membangun sistem kemahasiswaan, keunggulan akademik bukan satu-satunya tolak ukur. Pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan juga menjadi bagian penting dalam mencetak generasi unggul. Hal inilah yang menjadi perhatian utama Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) saat melakukan studi banding ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu (15/10).
Kunjungan tersebut difokuskan pada pembelajaran praktik pengelolaan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) dan pembinaan kepemimpinan mahasiswa yang diterapkan oleh UMY, yang selama ini dikenal sebagai salah satu model terbaik di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA).
Rombongan UNIMUS yang dipimpin oleh Wakil Rektor III, Dr. Eny Winaryati, M.Pd., disambut hangat oleh jajaran Direktorat Kemahasiswaan dan Karir UMY. Dalam pertemuan tersebut, diskusi berlangsung dinamis dengan pemaparan dari Muhammad Muttaqien, M.Sn., Kepala Subdirektorat Minat, Bakat, dan Kepemimpinan.
Muttaqien, yang akrab disapa Angki, menjelaskan bahwa UMY menerapkan sistem pembinaan kemahasiswaan yang berjenjang, mulai dari tingkat program studi hingga universitas, dengan fokus pada penguatan karakter, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial mahasiswa.
“Kami memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi dan berinovasi melalui berbagai organisasi serta kegiatan berbasis minat dan keilmuan. Namun, kebebasan itu selalu diiringi dengan tanggung jawab dan nilai-nilai kemuhammadiyahan,” ungkapnya.
UMY juga memperkenalkan sejumlah program unggulan dalam bidang kemahasiswaan, di antaranya inkubator bisnis mahasiswa dan Vessel Program yang memberikan dana awal serta pendampingan bagi ide-ide wirausaha mahasiswa. Selain itu, program Young Sustainable Innovative (YSI) turut menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan proyek inovatif di bidang sosial dan teknologi.
Pendanaan dalam program-program tersebut diberikan secara selektif dan berbasis kinerja, sehingga mahasiswa terdorong untuk berkompetisi secara sehat dan menghasilkan karya yang berdampak positif bagi masyarakat.
Selain pada aspek kewirausahaan, UMY juga menekankan pentingnya pembinaan karakter dan spiritualitas melalui Kajian Intensif Agama Islam (KIAI) yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru. Program ini menjadi media internalisasi nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai fondasi moral dalam setiap aktivitas kemahasiswaan.
Dr. Eny Winaryati menyampaikan apresiasinya terhadap sistem kemahasiswaan UMY yang dinilainya mampu memadukan pembinaan akademik, ideologis, dan kepemimpinan secara seimbang.
“UMY telah membangun sistem yang matang dan adaptif. Kami banyak belajar tentang bagaimana kampus ini menumbuhkan kepemimpinan mahasiswa tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman. Hal ini menjadi inspirasi bagi kami untuk memperkuat tata kelola kemahasiswaan di UNIMUS agar lebih dinamis dan berbasis nilai,” ujar Eny.
Melalui forum ini, UMY dan UNIMUS sepakat untuk memperluas kerja sama dan berbagi praktik baik dalam membentuk generasi mahasiswa yang berprestasi, berkarakter, dan berjiwa pemimpin. (ID)