Capital Market Class UMY: Mahasiswa Diajak Pahami Dasar Investasi dan Risiko Pasar Modal

Di tengah perkembangan ekonomi global yang semakin dinamis dan serba digital, pemahaman tentang pasar modal menjadi hal yang sangat penting bagi generasi muda, khususnya mahasiswa. Pasar modal tidak hanya berfungsi sebagai sarana investasi, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi melalui pertemuan antara pemilik modal dan pihak yang membutuhkan pendanaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Tomy Prasetyo M., S.AP., perwakilan dari Mirae Asset Sekuritas, dalam kegiatan “Capital Market Class #1” yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FEB UMY) pada Sabtu (18/10).

Dalam sesi pemaparannya, Tomy menjelaskan pentingnya memahami dasar-dasar investasi sebelum terjun ke dunia pasar modal. Menurutnya, pasar modal merupakan ruang yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki dana berlebih. Melalui mekanisme ini, bukan hanya perusahaan yang diuntungkan karena memperoleh modal untuk ekspansi bisnis, tetapi masyarakat juga mendapatkan kesempatan untuk berinvestasi dan menumbuhkan nilai uang mereka.

Ia menekankan bahwa tujuan utama investasi bukan hanya mengejar keuntungan, melainkan juga melindungi nilai aset dari inflasi serta mewujudkan kemandirian finansial di masa depan.

“Inflasi itu diam-diam menggerus nilai uang kita setiap tahun. Karena itu, investasi bukan pilihan, melainkan kebutuhan. Dengan berinvestasi, kita membuat uang bekerja untuk kita, bukan sebaliknya,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Tomy juga memperkenalkan berbagai instrumen investasi di pasar modal Indonesia, seperti saham, reksa dana, dan obligasi. Ia menjelaskan bahwa masing-masing instrumen memiliki karakteristik, potensi keuntungan, dan tingkat risiko yang berbeda.

“Tidak semua orang cocok dengan satu instrumen yang sama. Ada investor yang nyaman mengambil risiko tinggi demi potensi keuntungan besar seperti saham, tetapi ada juga yang lebih konservatif dan memilih reksa dana pasar uang atau obligasi,” paparnya.

Tomy menekankan pentingnya mengenali profil risiko dan tujuan keuangan pribadi sebelum menentukan instrumen investasi yang tepat.

Sebagai penutup, Tomy menyoroti fenomena meningkatnya minat generasi muda terhadap dunia investasi, terutama di era digital yang menawarkan kemudahan akses informasi dan teknologi. Menurutnya, peluang tersebut harus diimbangi dengan literasi keuangan dan strategi investasi yang matang.

“Anak muda sekarang punya banyak kesempatan. Tapi jangan hanya ikut tren atau tergiur keuntungan cepat. Pelajari dulu dasarnya, pahami risikonya, dan tentukan tujuan keuangan yang jelas,” pesannya.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan dan pemahaman pasar modal di kalangan mahasiswa UMY, sehingga mereka tidak hanya menjadi konsumen ekonomi, tetapi juga pelaku aktif dalam pembangunan ekonomi nasional. (Syafitri)


BAGIKAN