Tim Pengabdian Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berhasil menyelenggarakan kegiatan "Dapur Sehat Hati: Dari Dapur PKK, Lahir Wanita yang Sehat Mental, Berpengetahuan, dan Berdaya Ekonomi". Kegiatan tersebut berlangsung di salah satu rumah kelompok PKK Desa Maguwoharjo, Sleman, pada Jumat-Sabtu (14-15/11/2025). Program ini merupakan bentuk komitmen pengabdian masyarakat yang fokus pada pemberdayaan perempuan melalui pendekatan terpadu, menggabungkan aspek psikoedukasi kesehatan mental, pendidikan ramah wanita, dan pengembangan sociopreneurship berbasis kuliner.
Pengabdian ini digagas oleh Metty Verasari M.Psi., Psikolog sebagai ketuanya dan dengan anggota Nia Kusumawardhani M.Psi., Psikolog. Metty menjelaskan pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam mengelola usaha sekaligus menjaga keseimbangan kesehatan mental.
“Kami memiliki konsep pengabdian memadukan kolaborasi antara kesehatan mental, pendidikan, dan kewirausahaan dalam membangun ketahanan keluarga dan komunitas dengan menggandeng kelompok PKK Desa Maguwoharjo,” ungkap Metty.
Pada pengabdian tersebut, Metty turut memberikan materi terkait ‘Memasak sebagai Aktivitas Mindful dan Terapeutik serta Dapur Berdaya Ekonomi’. Metty mengajak peserta memahami konsep mindful cooking sebagai teknik mengurangi stres dan mengelola emosi melalui aktivitas memasak.
“Aktivitas di dapur secara alami memaksa kita untuk hadir sepenuhnya sehingga harus memusatkan perhatian pada aroma perbumbuan misal bawang yang ditumis, tekstur adonan yang diuleni, atau warna sayuran yang segar. Fokus ini menjadi bentuk mindfulness praktis yang mengalihkan pikiran dari pusaran kekhawatiran atau kesedihan, menciptakan ketenangan mental layaknya meditasi,” urai Metty.
Lebih dari itu, proses memasak memberikan rasa kontrol dan kepastian yang sering kali hilang ketika emosi menguasai, misalnya dengan mengikuti resep yang terstruktur. Aktivitas fisik seperti mengulek atau memotong juga berfungsi sebagai saluran aman untuk melepaskan ketegangan dan energi negatif. Pada akhirnya, ketika hidangan selesai dibuat dan menerima respon dapat memicu pelepasan dopamin yang memperbaiki suasana hati. Kombinasi antara keterlibatan indrawi, kreativitas, dan pencapaian yang terukur, dapur pun menjelma menjadi ruang terapi yang personal dan sangat efektif.
Peserta pelatihan juga dibekali strategi mengembangkan usaha kuliner, tips pemasaran, serta pengemasan produk yang menarik dan higienis. Materi ini diharapkan dapat memicu semangat kewirausahaan sosial (sociopreneurship) di kalangan kelompok PKK Maguwoharjo untuk mengembangkan bolu batik sebagai sebuah unit usaha kuliner yang menjanjikan ke depannya. Pengembangan usaha bolu batik dari sekadar produk rumahan menjadi merek yang sustainable membutuhkan strategi yang jitu dan berlapis. Misalnya membangun narasi yang kuat di balik produk, bolu batik bukan sekadar kue, melainkan sebuah warisan kuliner yang sarat makna budaya. Dari sisi pemasaran, visualisasi adalah kunci dengan membuat konten video proses pembuatan bolu batik dengan detail untuk menonjolkan motif- motif batik yang cantik dan konsistensi teksturnya. Media sosial yang dapat digunakan sebagai media promosi dan pemasaran seperti TikTok dan Instagram, didukung kolaborasi dengan micro-influencer lokal untuk membangun kepercayaan. Ekspansi kanal distribusi juga penting, tidak hanya mengandalkan pesanan langsung, tetapi juga menjajaki kemitraan dengan kafe-kafe sekitar rumah produksi.
_1764042551.jpeg)
Hadir narasumber lain yaitu Galuh Pratama, S.Pd., M.Par., M.Pd., Gr., praktisi kuliner dan Owner “Warung Sate Kambing Pak Syamsuri, Kalasan”. Galuh memberikan pelatihan praktik membuat “Bolu Gulung Batik Khas Jogja”. Selain itu, Galuh juga mengajarkan teknik membatik bolu yang sangat membutuhkan ketelatenan dan juga kesabaran.
Tutik Agus, salah satu peserta menginginkan adanya kegiatan serupa satu bulan sekali dengan mengajarkan cara memasak masakan lainnya seperti selat solo, kue lumpur, atau pun masakan lainnya.
“Pelatihan memasak seperti ini bisa menjadi healing kami, dengan tidak perlu pergi jauh ternyata bisa fresh dan dapat ilmu baru,” terang Tutik Agus.
_1764042520.jpeg)