Pembaca yang kreatif, Anda punya teman yang damai-damai saja di WhatsApp Group (WAG)? Jarang memberi komentar, jarang memberikan emoji, apalagi stiker? Tentunya Anda juga punya teman yang sangat aktif membagikan apapun yang menurutnya penting untuk Anda baca dan ketahui. Selain admin, orang itu yang sering posting. Kecuali kalau WAG Anda isi nya admin semua, hehe.
Anak saya memiliki WAG bersama beberapa teman diskusinya para siswa SD. Semuanya menjadi admin dan hanya satu orang yang tidak dijadikan admin. Siswa yang tidak dijadikan admin bertanya mengapa dia tidak admin sendirian? Belum sempat yang lain menjawab siswa itu sudah left duluan dan akhirnya grup itu pun bubar, hehe.
Pembaca yang kreatif, ketika mengisi workshop online terkait Media Sosial & Brand Awareness, saya memberikan penjelasan agar staf humas dan marketing selalu berusaha meningkatkan engagement media sosial (medsos) institusinya. Agar bisa mengetahui seberapa tinggi hal itu, Anda bisa menuliskan kata pencarian di Google dengan kalimat “engagement rate calculator”.
Anda akan menemukan berbagai macam link untuk mengetahui seberapa tinggi engagement medsos institusi atau medsos Anda pribadi. Anda pun bisa memilih di antara phlanx.com, inbeat.co, tranke.fr atau analisa.io untuk melakukan pengecekan. Cukup dengan memasukkan nama akun medsos ig, dan tidak membutuhkan waktu yang lama, anda akan mendapatkan hasilnya. Panduan yang direlease oleh findyourinfluencer.co.uk bisa dijadikan sebagai salah satu patokan. Di mana formula untuk menghitungnya adalah berdasarkan gabungan dari likes, comment, share yang dibagi dengan jumlah follower. Ketentuan dimana, hasil kurang dari satu persen menunjukkan kondisi low engagement rate. Jika antara 1 persen sampai 3,5 persen maka itu adalah nilai rata-rata. Jika antara 3,5 persen sampai 6 persen berarti termasuk dalam kategori yang tinggi. Serta jika di atas enam persen berarti itu masuk kategori sangat tinggi.
Pembaca kreatif, ketika saya memberikan contoh engagement ig salah satu rumah sakit di Indonesia yang posisi jumlah 5.500 follower, namun ketika dicek engagement di angka 1,27 persen, kepala bagian humasnya yang kebetulan juga adalah sahabat saya, langsung mengambil respons cepat dan menguatkan tim medsosnya, sehingga dalam waktu sepekan terjadi peningkatan yang signifikan. Tentu itu menjadi kepedulian bersama bahwa kuat tidaknya medsos institusi kita bergantung juga secara organik pada kepedulian dari pegawainya untuk ikut berkomentar. Memberikan tanda like/love, serta mengikutinya sebagai follower.
Kesuksesan membangun branding institusi di medsos dapat memberikan kemudahan kepada orang lain untuk bisa mengetahui dengan cepat pelayanan yang di miliki serta kegiatan yang kuat yang dapat membangun loyalitas follower. Makanya pancingan seperti giveaway dan diskon selalu menjadi cara menarik membangun kedekatan. Walaupun selalu banyak cara untuk membuat follower memberikan comment and share pada konten yang Anda miliki.
Mulailah menggunakan warna kuat dan solid. Gunakan ajakan untuk segera bertindak. Doronglah followers untuk berdiskusi serta mulailah menggunakan kata kunci yang benar. Dengan begitu mereka akan merasa diperhatikan. Saran saya seringlah berkomentar. Agar admin mengerti bagaimana mereka terus memperbaiki konten dan membangun chemistry dengan follower. Tidak ada yang tahu dan bisa memastikan bahwa sebuah konten akan viral atau tidak (secara organik). Namun dengan terus konsisten maka suatu saat nanti, anda akan memiliki winning content yang tidak pernah terduga sebelumnya.
Sehat dan sukses selalu.
Tulisan ini telah dimuat di harian Republika tanggal 15 Oktober 2021 Rubrik Inspira halaman 8.