Ini Budi: Sebuah Memoar Inspiratif Perjalanan Hidup dan Kepemimpinan

Sebuah buku otobiografi berjudul "Ini Budi: Jejak Perjalanan Sebuah Pengabdian" resmi dirilis, menampilkan sisi humanis dan inspiratif dari perjalanan hidup Budi Hanoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur periode 2021-2024 yang kini telah purna dari karirnya. Buku ini bukan sekadar catatan karier, melainkan kisah perjuangan, nilai-nilai kehidupan, dan pelajaran kepemimpinan yang dibalut dalam narasi personal dan menyentuh.

Buku ini berkesempatan dibahas dalam sebuah acara bedah buku yang diselenggarakan kerja sama antara Bank Indonesia Perwakilan DIY beserta ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) cabang Yogyakarta. Bertempat di Gedung Heritage BI DIY pada hari Kamis (22/5), bedah buku ini menghadirkan Budi Hanoto selaku penulis buku, Sri Darmadi Sudibyo selaku Kepala Perwakilan BI DIY, dan selaku pembahas adalah Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., selaku Dewan Pakar ISEI Cabang Yogyakarta bersama dengan Dr. Ronny Sugiantoro selaku Humas ISEI Cabang Yogyakarta, sementara itu Moderator bedah buku dilakukan oleh Dr. Y. Sri Susilo selaku Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta.

Sambutan awal acara dilakukan oleh Wakil Ketua 2 ISEI Cabang Yogyakarta, Dr. Bogat Agus Riyono yang sekaligus mewakili Ketua ISEI Cabang Yogyakarta, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA. yang berhalangan hadir. Bogat menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara bedah buku ini. Sebagai Keynote Speaker adalah Sri Darmadi Subdibyo yang menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada penulis buku, para pembahas, moderator, dan para tamu serta kolega yang hadir. Sudibyo mengatakan setidaknya ada tiga hal utama ketika membedah sebuah buku.

"pertama, kita akan bisa memahami dan menggali lebih dalam substansi dari buku tersebut. Kedua, ada pesan-pesan tersirat dalam isi buku yang merupakan pengalaman penulis semasa hidup dan berkarya. Ketiga, memperoleh insight dari substansi tulisan kepada para pembaca sekalian," ungkap Kepala Perwakilan BI DIY ini.

Buku "Ini Budi" ditulis dengan gaya bahasa yang renyah dan komunikatif serta mampu mengajak pembaca menyelami masa kecil Budi Hanoto di Pekalongan, masa perantauannya ke Purwokerto dan Jakarta, hingga perjalanannya menapaki karier di Bank Indonesia – termasuk tugas-tugas penting di Yogyakarta, Makassar, Surabaya, bahkan hingga New York. Tak hanya menceritakan keberhasilan, buku ini juga menyoroti kegagalan, kebimbangan, hingga pengalaman mendekati maut saat terpapar Covid-19 varian Delta.

Menurut Prof. Edy yang merupakan sahabat dekat penulis, buku "Ini Budi" menyajikan warisan yang tak biasa. “Buku ini bukan laporan kinerja, bukan pula catatan akademik. Ini warisan pengalaman yang jujur dan apa adanya, yang bisa memberi inspirasi kepada siapa pun,” ujar Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta ini. Ia menambahkan, buku ini menyampaikan bahwa kegigihan, sikap adaptif, dan amanah dalam bekerja jauh lebih penting daripada sekadar predikat akademik.

Salah satu keunikan dari buku ini adalah pemilihan judulnya. “Ini Budi” langsung mengingatkan generasi pembaca SD era 60-an hingga 90-an pada buku pelajaran Bahasa Indonesia klasik. Strategi ini bukan hanya menggelitik nostalgia, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca lintas generasi.

Sementara itu, menurut Dr. Ronny Sugiantoro, judul yang dituliskan sangat menarik, bahkan Ronny memberikan pujian kepada Budi bahwa tidak semua pejabat bisa menulis autobiografi dengan sebaik ini. "Tulisannya sangat detil, bahkan Ketika membaca buku ini seperti berhadapan langsung dengan penulisnya, sama sekali tidak ada kesan menggurui".

Ronny juga menceritakan salah satu pengalaman Budi mengenai tugas keprotokoleran ketika harus mengurus salah satu upacara pemakaman keluarga Bank Indonesia yang sangat dihormati. Tak disangka, segala perencanaan yang sudah disusun rapi harus mengalami banyak perubahan dikarenakan adanya force majeur; kehadiran mantan Wakil Presiden dalam pemakaman tersebut.

Lebih dari sekadar otobiografi, "Ini Budi" adalah refleksi kepemimpinan berbasis budaya. Saat ditugaskan di berbagai daerah, Budi Hanoto senantiasa menyesuaikan pendekatan kepemimpinannya dengan nilai-nilai lokal. Model ini dikenal sebagai management by culture, dan terbukti berhasil membawa harmoni serta pencapaian di tempatnya bertugas.

Dikemas dalam 302 halaman yang mengalir dan penuh makna, buku ini tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga motivasi bagi para pembacanya untuk terus belajar, tetap rendah hati, dan berpikir positif dalam menghadapi berbagai fase kehidupan. Buku "Ini Budi" menjadi bukti bahwa pengalaman pribadi yang ditulis dengan jujur dan tulus, dapat menjadi sumber pengetahuan dan motivasi yang tak ternilai.


BAGIKAN