Menulis Buku, Akademisi Harus Publikasikan Ide

Penulisan sebuah buku yang dilakukan dengan melakukan pemilihan ide. Pemilihan ide menjadi krusial dalam prosesnya karena dengan adanya kemampuan memilih ide, maka sangat dimungkinkan penulis menguasai materi. Hal tersebut disampaikan Wawan Sulthoni Fauzi, M.Pd selaku narasumber dalam webinar Academic Writing bertajuk Strategi Menulis Buku Bagi Akademisi yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Widya Mataram (UWM) dan dihadiri dihadiri para dosen, guru dan penggiat literasi dari seluruh Indonesia.

Ketua LPPM, Dr. Oktiva Anggraini, S.I.P, M.Si., menerangkan kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan kiat menulis buku berorientasi International Standard Book Number (ISBN) bagi dosen/peneliti, khususnya bagi mereka yang berkeinginan memulai menulis buku teks/ajar serta memacu dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan nya dalam menulis. Selain itu, menumbuhkan dan meningkatkan budaya menulis dalam rangka mendorong publikasi ipteks dalam bentuk buku yang menjadi sarana belajar atau pemahaman ipteks.

Dari acara itu, Oktiva berharap, peserta lebih bersemangat untuk menulis sesuai dengan tingkat kompetensi masing-masing. Masa pandemi Covid ini, dengan berbagai keterbatasan beraktivitas, kegiatan menulis buku dan bahan ajar tetap dapat dilakukan sehingga para dosen tetap produktif berkarya.

Menurut Wawan, Kepala Divisi Penerbitan Intrans Publishing, dari ide yang sudah ada, langkah selanjutnya membuat outline untuk menjadi roadmap dalam penulisan buku dengan adanya referensi sebagai acuan. Tulisan yang baik diawali dengan membaca yang baik. Buku yang ditulis oleh seseorang yang banyak membaca akan lebih matang dibandingkan dengan yang tidak suka membaca.

“Hal yang tak kalah penting adalah dengan membuat target waktu yang disesuaikan dengan jumlah outline yang sudah dibuat. Hal itu supaya buku dapat selesai ditulis. Penulis harus menghasilkan progres setiap harinya karena semangat menulis akan turun jika proses penulisan terjeda beberapa waktu,” kata Wawan pada Senin (27/7/2020) secara virtual melalui aplikasi Zoom.

Dari sisi strategi dalam mempublikasi ide, Muhamad Rusdi, SH., M.Hum, Dosen Fakultas Hukum sebagai Narasumber kedua menjelaskan kepada peserta, penulis harus cerdas memilih isu. Isu yang dimaksud salah satunya memiliki dampak luas dalam berbagai sektor kehidupan, seperti isu tentang Covid-19, Pilkada serentak, korupsi dan sebagainya.

“Hal yang harus dihindari dalam penulisan buku ialah adanya perbedaan antara judul dengan isi buku, dan kata pengantar yang tidak bersumber pada ahlinya. Antara penulis dan penerbit tentu saja menghindari kedua hal tersebut,” kata Rusdi.

Rusdi mengatakan, relasi antara penulis dan penerbit sangat erat. Keduanya saling membutuhkan untuk keperluan publikasi. Penulis juga harus membangun hubungan yang baik dengan sesama penulis untuk memberikan masukan.

Sumber: http://new.widyamataram.ac.id/content/news/menulis-buku-akademisi-harus-publikasikan-ide#.Xx-7OtIzbIU


BAGIKAN