Semangat dan Implementasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Banyuraden dengan Produk Unggulan Empon-empon dan Lapis Legit Batik

Tim pengabdian dari Universitas Widya Mataram (UWM) yang diketuai Prof. Dr. Ir. Ambar Rukmini, M.P. dengan anggota Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, M.P.; Dyah Titin Laswati, S.TP., M.P.; dan Kristiana Sri Utami, S.E., M.M. kembali melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Banyuraden dalam rangka Hibah Pemberdayaan Desa Binaan Tahun Kedua.

Program yang dilaksanakan pada rentang waktu Juni hingga Desember 2025 ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan berfokus pada penguatan daya saing produk unggulan desa.

Pada tahun kedua, kegiatan diarahkan untuk penguatan brand image dua produk khas Banyuraden Sleman, yaitu empon-empon dan lapis legit batik. Keduanya dipilih karena memiliki potensi ekonomi tinggi, nilai budaya yang kuat, serta peluang pasar yang luas.

Program ini meliputi beberapa aktivitas utama antara lain workshop membranding produk untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran, pelatihan dan pendampingan diversifikasi produk untuk meningkatkan daya tarik produk melalui lebih banyak pilihan produk yang dihasilkan.

Ada pula pendampingan digital marketing melalui media sosial dan marketplace agar produk lebih dikenal secara luas, peningkatan standar mutu produk agar sesuai dengan kebutuhan pasar modern, tanpa meninggalkan keunikan lokal. Dan, sosialisasi strategi storytelling brand, yang menekankan nilai filosofi, tradisi, dan identitas Banyuraden.

Kepala Desa Banyuraden, Sudarisman, S.T. menyampaikan apresiasi atas keberlanjutan program ini karena mampu membuka peluang baru bagi pelaku usaha lokal, terutama KWT dan UMKM desa.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadikan Banyuraden semakin dikenal sebagai pusat produk kuliner khas yang berdaya saing,” ujarnya.

"Dengan adanya program ini, diharapkan empon-empon dan lapis legit batik dari Desa Banyuraden dapat menjadi ikon produk lokal yang tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga memiliki identitas budaya yang kuat, sehingga mampu bersaing di tingkat regional maupun nasional," tutup Prof Ambar. *


BAGIKAN