UWM Segera Rintis Inkubasi Bisnis Olahan Pangan

Small is beautiful, tidak semua yang kecil adalah buruk. Kecil bisa menjadi berkualitas baik dan menjadi cantik jika potensi yang ada dikelola dengan baik dan profesional Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan yang kecil dengan jumlah mahasiswa sedikit akan menjadi bagus dengan pengelolaan yang baik melalui upaya aktualisasi. Aktualisasi Prodi dilakukan dengan menggiatkan dosen dalam penelitian dan menciptakan inkubator bisnis. Hal ini sebagaimana disampaikan Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) sebagai Keynote Speaker dalam webinar Sharing Corner #6 bertema “Membaca Potensi Olahan Pangan untuk Inkubasi Bisnis UWM”. Narasumber acara yang turut hadir Eman Darmawan, S.TP., MP, Dosen Program Studi Teknologi Pangan dan Bahri, SE., MM, Dosen Program Studi Kewirausahaan.

“Dengan adanya inkubator bisnis dan keaktifan dosen melakukan riset, akan terbuka peluang baru bagi para dosen dibutuhkan pihak luar sebagai konsultan bidang tertentu, komisaris korporasi atau pemerintahan,” ucap Prof Edy pada Sabtu (18/7/2020) secara virtual melalui aplikasi Zoom.

Edy menegaskan bahwa dibalikisu-isu pangan global seperti ketahanan pangan, kemandirian pangan, kedaulatan pangan dan kecukupan pangan, sebanarnya banyak hal yang dapat dilakukan. Prodi dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang bisa dijual dan dijadikan sebagai rintisan bisnis serta membuka peluang mewujudkan start up.Rintisan Inkubasi bisnis ditataran Prodi harus mendapatkan sentuhan teknologi dan inovasi untuk selanjutnya dapat dimasukkan dalam dunia industri.

Dari aspek potensi olahan pangan, Eman menjelaskan bahwa makanan sebagai sumber kebutuhan pokok manusia harus mengandung nutrisi untuk memberikan efek kesehatan, energi, dan imunitas. Sumber pangan yang dikonsumsi harus memenuhi kandungan gizi.

“Jika dilihat data statistik, kebutuhan pangan penduduk DIY selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Tentu saja diperlukan olahan pangan yang mudah dijangkau masyarakat,” ucap Eman. Dalam upaya memproduksi kebutuhan pangan, harus melihat ketersediaan bahan baku, aspek pasar dan sarana transportasi. Wilayah DIY sendiri bisa dikatakan sumber pasar yang baik dan memiliki keterjangkauan lokasi yang mudah, potensi bahan baku serta didukung daerah pertanian.

Peran Prodi Teknologi Pangan, lanjut Wakil Rektor II UWM itu, memberikan pembelajaran kepada mahasiswa sehingga menghasilkan produk yang memiliki inovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Beberapa produk yang sudah dihasilkan dosen dan mahasiswa Prodi Teknologi Pangan diantaranya Yoghurt Susu Kambing Ettawa (YOSUKAWA), wingko ubi ungu, keripik pegagan, teh bunga telang, Kopi lemon, Nugget Lele dan sebagainya. Produk tersebut dapat dikembangkan untuk rintisan bisnis kampus, bisa dipasarkan melalui kantin mahasiswa, koperasi atau bermitra dengan pedagang diluar kampus.

Sementara Bahri menerangkan bahwa Perguruan Tinggi merupakan tempat pembelajaran yang baik dalam berwirausaha dengan memberi inovasi untuk dapat membangun usaha sendiri. Dengan begitu diperlukan pemahaman tentang pentingnya inovator, inventor, dan inkubator di Perguruan Tinggi tersebut.

Mahasiswa yang wirausahawan memiliki karakter inovatif, percaya diri, terbuka dengan hal baru dan berani mengambil resiko. Hasil karya dan produk mahasiswa perlu mendapatkan sentuhan inovasi dan diperkenalkan ke dunia industri. Perguruan Tinggi yang merupakan basis aktivitas intelektual seharusnya kaya dengan produk intelektual yang bisa menjadi sumber penghasilan bagi inventor bahkan kampus.

“Cara kerja inkubator bisnis sendiri dilakukan melalui pendampingan, bimbingan pemberian pelatihan, fasilitasi pengembangan produk dan askes ke lembaga keuangan dan pemasaran,” jelas Ketua Prodi Kewirausahaan itu.

Dengan Prodi Teknologi Pangan dan didukung juga oleh pembukaan Prodi baru yaitu Kewirausahaan, sivitas akademika UWM punya peluang untuk membuka usaha bisnis yang sangat prospektif dengan membangun start up.

Sumber: http://new.widyamataram.ac.id/content/news/uwm-segera-rintis-inkubasi-bisnis-olahan-pangan#.XxMw5NIzbIU


BAGIKAN