Berbagi Bahagia

Lagu Yura Yunita yang berjudul Merakit terdapat kata-kata inspiratif tentang bagaimana kita bisa menggugah dan berbagi bahagia pada orang yang memiliki keistimewaan pada fisiknya. Isi lirik lagu itu adalah sebagai berikut:

'Percaya hatimu, kuatkan dirimu. Tak pernah menyerah, berani melangkah. Percaya tangismu, dan perjuanganmu akan jadi kisah terbaik di hidupmu, oh. Tak apa terjatuh. Bangkitlah dan tersenyumlah.  Kita terus maju (yakini diriku, yakini dirimu). Semesta kan bantu (merakit mimpiku, merakit mimpimu), Melesatlah seperti peluru. Keterbatasanku jadi kelebihanku. Jadi kekuatanku. Keistimewaanku.

Tak apa terjatuh. Bangkitlah dan tersenyumlah. Kita terus maju (yakini diriku, yakini dirimu). Semesta kan bantu (merakit mimpiku, merakit mimpimu). Melesatlah seperti peluru. Kita terus maju (yakini diriku, yakini dirimu). Semesta kan bantu, (merakit mimpiku, merakit mimpimu). Melesatlah seperti peluru. Kita terus maju (Yakini diriku, yakini dirimu). Semesta kan bantu (Merakit mimpiku, merakit mimpimu). Pasti kita kan mampu melompat lebih jauh. Melesatlah seperti peluru (Pasti kita mampu, merakit mimpiku. Pasti kita mampu, merakit mimpimu. Pasti kita mampu, merakit mimpiku. Pasti kita mampu, merakit mimpiku).

Pembaca yang kreatif, jika ingin lebih bahagia maka berbagilah bahagia yang Anda punya. Kalimat itu sederhana dan menggambarkan jika ingin hidup terasa lebih bahagia maka caranya adalah senang berbahagia kepada orang lain. Kadang ketika diminta mengisi pelatihan dengan begitu banyak segmen, saya ingin orang lain mendapat inspirasi dan bahagia ketika saya mengisi materi.

Niatan itu saya kuatkan ketika mengisi di acara inhouse training atau pembekalan motivasi, workshop, bahkan penyuluhan yang bisa membuat orang lain senang, siapapun audiensnya, berapapun usianya, serta apapun tingkat pendidikan dan jabatannya. Saya menanamkan rasa senang dan bahagia dahulu sebelum memberikan materi. Kita akan kecewa ketika berharap orang lain untuk memperhatikan, merespons, serta senang dengan materi yang kita sampaikan, namun ternyata hal itu tidak kita dapatkan. Karena kita sendiri tidak menguatkan diri sendiri untuk selalu senang ketika dan bersemangat ketika bertemu dengan orang lain.

Pembaca yang kreatif, bulan Oktober ini banyak instansi melaksanakan kegiatan penguatan pada pelayanan prima. Kalau dilihat dari cara berkomunikasi, maka komunikator (pegawai) akan mengirimkan pesan kepada komunikan (pelanggan). Setelah itu komunikan baru memberikan respons kepada komunikator. Itu artinya yang memulai untuk tersenyum dan senang adalah pegawai terlebih dahulu. Keramahan dan sikap menyenangkan pegawai akan memberikan respons yang positif kepada pelanggan. Jadi layanan prima itu diawali oleh pegawai.

Dalam video ulasan BBC tentang Mr. Nice dan Mr. Nasty, terdapat gambaran yang luar biasa dimana kalau pegawai itu menyenangkan maka gerak tubuh yang dilakukannya akan ditiru oleh pelanggan. Sementara kepada pegawai yang datar (biasa-biasa) saja maka tidak ada gerakan meniru sama sekali dari pelanggan. Itu juga yang saya sempat sampaikan pada Rabu (16/10) malam ketika berbagi inspirasi untuk pimpinan dan pegawai Kemenag Kabupaten Gunungkidul dalam menguatkan motivasi untuk mendukung budaya kerja. Penerimaan itu akhirnya menghasilkan satu slogan penciri khas Kemenag Gunungkidul: “Bersih, Melayani, dan Oke”. Bersih semangatnya, prima dalam melayani, dan oke hasil pekerjaannya.

Sehat dan sukses selalu.

Tulisan ini dimuat di harian Republika tanggal 25 Oktober 2019 di Rubrik Inspira halaman 13.


BAGIKAN