Seorang penerjemah freelance ditawari salah seorang temannya yang bekerja di sebuah perusahaan real-estate untuk menerjemahkan dokumen perusahaan ke bahasa Inggris. Sebenarnya proyek terjemahan tersebut telah dikerjakan oleh beberapa penerjemah lain. Tetapi masih ada beberapa puluh halaman terakhir yang belum dikerjakan.
Sang teman meminta bantuan agar dokumen tersebut selesai diterjemahkan tepat pada waktunya. Sang penerjemah pun tak kuasa menolak saat melihat kepanikan dimata temannya dan menyanggupi untuk membantu, walaupun imbalan yang dijanjikan memang tidak seberapa. Selama beberapa hari, si penerjemah tadi hampir tidak pernah beranjak dari depan komputernya. Dia berusaha mengerjakan terjemahan itu dengan sepenuh hati.
Ia bahkan rela bolak-balik bertanya kepada beberapa orang yang kompeten di bidang real-estate untuk mendapatkan hasil terjemahan yang benar, tak hanya berbekal kamus. Tak pernah terlintas sedikitpun di benaknya untuk mengerjakan asal-asalan karena dia selalu percaya bahwa pekerjaan terbaik akan selalu memberi manfaat baginya, baik sekarang maupun pada masa mendatang. Pada hari yang ditentukan, akhirnya proyek terjemahan itu pun selesai.
Pembaca yang kreatif, beberapa minggu kemudian, Penerjemah ini dikejutkan oleh kedatangan teman yang pernah meminta bantuannya. Ternyata dia mendapatkan panggilan dari pemimpin perusahaan tempat si teman bekerja. Usut punya usut, rupanya sang pemimpin perusahaan puas dengan hasil terjemahannya yang dinilainya jauh berbeda dengan hasil terjemahan freelancer lain yang terkesan asal dan tidak profesional. Karena itulah, si penerjemah ini pun kemudian ditawari pekerjaan tetap sebagai penerjemah di perusahaan tersebut dengan penghasilan yang lebih tinggi dari yang didapatkannya selama ini.
Pembaca yang kreatif, terkadang seseorang merasa dikerjai atau dimanfaatkan oleh teman kan tornya karena menyebut Namanya ketika seorang pimpinan bertanya, kira-kira dengan siapa lagi pekerjaan ini bisa dilaksanakan. Tersebutlah sebuah nama yang menurut kita ada kaitannya dengan tugas tersebut dan memang orang ini akan mampu melakukannya.
Selalu seperti itu dan terkadang orang nya itu-itu juga. Dalam satu sesi pelatihan penguatan sumber daya manusia, seorang pegawai pernah bertanya kepada nasumber. Mengapa orang yang sibuk be kerja menjadi apa saja, pekerjaannya makin banyak dan cenderung ditambah terus? Sementara orang yang jarang terlibat di kepanitiaan dan bekerja sama dengan orang lain maka kegiatannya santai dan cenderung monoton. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pembaca yang kreatif, ada tiga pandangan yang terjadi. Pertama orang yang sudah terbiasa bekerja sama, maka orang ini sudah mengerti bagaimana bekerja dengan orang lain. Membantu orang lain bisa saja menjadi hal menyenangkan baginya, karena dia tahu hebatnya dia jika banyak manfaat untuk orang lain.
Pandangan kedua adalah orang ini memang tidak begitu aktif, sebenarnya ingin membantu namun tidak dimintai tolong. Lebih cenderung menunggu sehingga terkadang merasa tidak dibutuhkan. Ketiga adalah orang yang apatis sama sekali. Tidak peduli dengan berbagai aktivitas instansinya. Poin pentingnya adalah dirinya sendiri. Bekerja sendiri dan kadang merasa tidak membutuhkan orang lain. Fokus dengan tugas atau pekerjaannya sendiri. Bahaya jika dia merasa bahwa orang lain tidak ada gunanya dan coba membayangkan kalau dirinya tidak ada.
Pembaca yang kreatif, sebenarnya apapun latar belakang pekerjaan kita. Kita ditakdirkan tidak sama. Terlepas dari semua usaha yang kita lakukan. Jika kita mau lebih mengerti dan melakukan pekerjaan karena kesukaan dan senang menolong serta memberi manfaat kepada orang lain. Pada akhirnya orang ini bisa menghasilkan sesuatu diluar dugaannya. Banyak contoh yang diperoleh, seperti mendapatkan perhatian yang baik dari pimpinan dan rekan kerjanya. Mendapatkan doorprize yang tidak terduga, anak memperoleh beasiswa, serta kemudahan lain yang mungkin tidak terungkap. Ter masuk kesehatan dan kebaikan yang terus hadir dalam kehidupan. Maka senanglah dan jangan pernah ragu berbagi manfaat.
Sehat dan sukses selalu.
Tulisan ini dimuat di harian Republika tanggal 15 November 2019 di Rubrik Inspira halaman 13.