Pembaca yang kreatif, membangun kolaborasi tentunya menggabungkan banyak pemikiran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Mengapa sekolah perlu bersama orang tua dan komite untuk bertemu membicarakan komit mendalam menjaga motivasi siswa selama belajar. Siswa tidak hanya milik sekolah, siswa memiliki waktu lebih banyak di rumah dan di lingkungannya. Perlu pemahaman bahwa ini adalah tugas bersama, maka mari berkolaborasi.
Ketika diminta oleh Ibu Susiyanti, Kepala SMK Negeri 1 Wonosari untuk berbagi inspirasi di hadapan orang tua/wali murid, saya menyampaikan butuh perhatian Bersama untuk keberhasilan Pendidikan anak. Pada 2019, dimana nilai rata-rata Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), menempatkan SMKN 1 Wonosari juga meraih peringkat terting gi se DIY. Bahkan, siswanya, Virdiana Inggried Marwanti, berhasil meraih nilai terbaik se DIY. Tentunya ke berhasilan yang sudah dicapai itu membutuhkan proses, komitmen, disiplin, dan pembentukan karakter yang telah dilakukan selama ini.
Pembaca yang kreatif, sebagai tim pemandu (pelatih) Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yogyakarta. Saya bersama dengan empat dosen lainnya dari perguruan tinggi yang berbeda, yaitu Gatot Sugiharto (UAD), Dr Nanik Prasetyoningsih (UMY), Dr. Ratna Kartikasari dan Joko Prasojo (ITNY) saling bekerjasama dalam menyiapkan materi yang dapat memperkuat kemampuan manajemen dan kepemimpinan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa dari berbagai kampus di DIY.
Menyelaraskan persepsi dan mengendalikan ego sangat dibutuhkan dalam kesuksesan acara bersama. Terbayang jika masing-masing pelatih mengemukakan pandangannya sendiri dan tidak men dukung serta melihat benang merah (kesesuaian) dari materi sebelumnya. Jika itu terjadi, maka yang ada hanyalah jalan sendiri-sendiri. Berbeda halnya jika setiap orang saling memberi energi dan respon positif, maka itu pentingnya berkolaborasi.
Tujuan kegiatan adalah kesuksesan acara Bersama bukan individu karena semua saling menguatkan. Sampai saat inipun kebersamaan kami tetap terjalin baik dalam acara diluar. Talkshow bersama di radio dan kegiatan pelatihan di suatu sekolah atau diundang oleh bidang kemahasiswaan di suatu perguruan tinggi. Semua pelatih sampai saat ini terus mengasah kompetensi mereka dan selalu beradaptasi terhadap perubahan.
Pembaca yang kreatif, agar kolaborasi bisa berjalan maka perlu diperhatikan pada lima aspek yang disebut sebagai the dimension of care. Berdasar kan penyampaian para ahli manajemen pengetahuan seperti Von Krogh, Ichiyo, dan Nonaka dalam buku Enabling Knowledge Creation.
Pertama, membangun rasa saling percaya. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan terlepas dari tingginya pendidikan dan kedudukan, kecer dasan, serta kinerjanya, mendukung dan mempercayai satu sama lain. Tidak curiga terhadap pengelolaan kegiatan termasuk pada penggunaan dana. Apalagi terpengaruh pada bisikan atau hasutan pihak ketiga yang tidak mengerti apa-apa dan hanya mencari celah kesalahan.
Kedua, berempati secara aktif. Setiap orang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi oleh anggota/teman yang lain. Memikirkan dan merasakan apakah sumber daya serta pengetahuan yang dimiliki saat ini bisa membantu orang lain.
Ketiga, kemudahan akses. Bila empati secara aktif merupakan fondasi berpikir bagi setiap orang bahwa ia bisa membantu orang lain, maka akses pada pertolongan membuat setiap orang dalam perusaha an/organisasi. Khususnya orang-orang yang me miliki ‘kelebihan’ dibandingkan yang lain, dapat menjadikan dirinya sebagai tempat untuk dimintai pertolongan dan solusi.
Keempat, toleran. Proses pemahaman tidak dapat berjalan secara sekaligus, tapi bisa dengan sedikit demi sedikit. Dikarenakan tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama dalam proses belajar. Perlu toleran dalam mengevaluasi kinerja dan kemajuan orang lain dalam proses belajar. Tidak memberikan contoh dengan persepsi negative atas apa yang sudah dilakukan orang lain, apalagi tidak menyukai keberhasilan orang lain.
Kelima, keberanian dalam berinteraksi. Interaksi positif diantara anggota/teman organisasi, hanya bisa berlangsung jika masing-masing orang memiliki keberanian dalam berinteraksi. Berani untuk bereksperimen, berani mengemukakan gagasan dan menerima umpan balik sebagai masukan, per baikan dan alternatif solusi masalah.
Pembaca yang kreatif, semakin banyak Anda melakukan kolaborasi dengan banyak orang maka semakin matang anda dalam me nyikapi perbedaan yang ada karena kolaborasi tujuannya jelas bermanfaat buat banyak orang. Khai run nas anfa'uhum linnas. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”.
Sehat dan sukses selalu.
Tulisan ini telah dimuat di harian Republika tanggal 4 Oktober 2019 di Rubrik Inspira halaman 13.