Pembaca yang kreatif, seorang wanita yang mengikuti acara kuis berhadiah di salah satu stasiun televisi begitu senangnya melihat uang tunai senilai Rp 8 juta dan perhiasan (cincin dan kalung) senilai Rp 7,9 juta berada di tangannya. Ucapan deal (sepakat) sudah tersampaikan antara dia dan pembawa acara (host). Diawali dari terpilihnya wanita tersebut untuk turun dari sekian banyak peserta yang ada. Padanya dihadapkan tiga amplop berwarna yang sudah tertata rapi yang dijaga oleh seorang asisten host.
Wanita tadi memilih amplop urutan ketiga (anggap saja berwarna ungu), walaupun di situ juga ada amplop kedua (biru muda) dan amplop pertama (hijau). Pada saat yakin dengan pilihannya, si wanita dicoba ditawari host uang senilai Rp 2 juta sebagai pengganti amplop itu. Mudah saja dia menolaknya karena kuis baru saja mulai untuk dirinya. Lalu host memahami itu dan menaikkan tawarannya sebanyak 5 juta rupiah. Si wanita mulai tersenyum tapi dia juga menolaknya. Saya berpikir, apakah wanita ini berharap mobil yang akan muncul di tirai?
Pembawa acara kemudian menaikkannya menjadi 8 juta rupiah. Wanita itu mulai goyah. Tetapi hadirin terpecah. Ada yang bersorak mengatakan “ambil” dan ada yang bersorak “tidak”. Si wanita bilang akhirnya bilang “tidak”. Host merogoh saku kanan jasnya dan terlihat sebuah cincin cantik (kisaran harga Rp 2 juta). Wanita itu mencoba memakai cincin tersebut dan dipuji cantik oleh sang host. Namun kemudian wanita itu juga menolaknya. Sang host pun membuat kejutan dengan mengambil sesuatu dari saku kiri jasnya. Terlihat kemudian sebuah kalung yang indah. "Ini harganya 5,9 juta rupiah," kata sang pembawa acara. Kalau ditotal yang Anda bawa sekitar Rp 16 juta. Deal? Tanya host ke si wanita tadi. Sepertinya tekanan membuat dia semakin berat dan kebanyakan hadirin juga bilang deal. Maka si wanita pun sepakat deal.
Pembaca yang kreatif, tentu saja permainan belum selesai. Sebagai tuan rumah acara, pembawa acara pasti akan berpikir bagaimana caranya agar kuis semakin menarik. "Coba kita buka amplop pilihan Anda," kata sang pembawa acara. Amplop pink dibuka dan ternyata asisten menunjukkan tulisan sebuah sepeda motor yang nilainya 26 juta rupiah. Seorang co-host datang membawa motor ke area panggung dan terlihat kekecewaan pada raut wajah si wanita. Lalu sang host juga membuka amplop kedua yang tidak dipilih dan ternyata hadiahnya adalah uang sebesar Rp 32 juta. Maka semakin kecewalah wajah si wanita.
Puncak drama kuis ini pun terjadi. Sang pembawa acara menawarkan kepada si wanita. Bagai mana jika uang dan perhiasan yang sudah deal di awal tadi ditukar dengan amplop pertama yang belum dibuka? Hadirin dan pemirsa di rumah pun penasaran, apakah si wanita akan menerima tawaran itu?
Optimismenya adalah ada hadiah mobil yang belum keluar. Namun kalau dipikir secara logika, bukankah uang dan perhiasan senilai total 16 juta sudah di tangan dan tidak menduga datang ke studio TV dapat rezeki sebesar itu. Tentu kalau melihat si wanita dari televisi, itu sesuatu yang berharga untuknya. Kemudian wanita tadi dengan mantap mengatakan sepakat ditukar.
Hadirin cemas, penonton di rumah juga cemas. Namun si wanita jelas lebih cemas karena ketika dibuka amplop yang kedua muncul tulisan 'Zonk'. Apa itu zonk? Dalam bahasa gaul, zonk berarti tidak mendapat apa-apa setelah perjuangan besar. Peserta lain yang juga menjadi penonton di studio berteriak "Yah..". Pemirsa di rumah pun berkata "Aduh..". Jelas yang sangat terlihat kecewa adalah si wanita yang bermain kuis ini. Kembali ke tempat duduknya dengan tidak mendapat apa-apa.
Pembaca yang kreatif, awalnya saya berpikir wanita ini pulang dengan membawa rezeki yang tidak terduga. Namun ternyata hasrat kurang puas membuat semuanya jadi sirna. Tak ada yang bisa menduganya, karena ini adalah kuis berhadiah. Syukurilah apa yang Anda miliki dan yang Anda dapatkan.
Sehat dan sukses selalu.
Tulisan ini telah dimuat di harian Republika tanggal 10 Juli 2020 Rubrik Inspira halaman 10.