Lolos Pendanaan PKM antar Salsabilla Rekognisi Skripsi

Salsabilla Nuranisa Wahyudi mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2022 ini berhasil menuntaskan studinya dalam waktu 3,3 tahun. Di balik pencapaiannya, tentu tersimpan perjuangan dan perjalanan terhadap pengembangan diri di bidang akademik maupun nonakademik.

Sejak semester pertama, Salsabilla aktif mengikuti berbagai kegiatan eksternal kampus, mulai dari kepanitiaan, lomba, hingga organisasi dan komunitas tingkat regional hingga nasional. Ia juga rutin mengikuti kuliah umum di beberapa universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Universitas Airlangga (Unair). Tak hanya itu, ia juga memperluas wawasan dengan mengikuti seminar dan konferensi daring dari sejumlah universitas di Eropa.

Memasuki semester tiga dan empat, Salsabilla mulai mencoba berkecimpung ke dunia penelitian. Ia menerima tawaran menjadi asisten dosen dari universitas lain dan turut bergabung dalam tim penelitian dosen UAD. Pada masa itu pula, ia aktif mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat sebagai relawan, serta menjadi student employment di unit riset dan pengabdian masyarakat UAD.

Salsabilla juga aktif di organisasi nasional, yakni Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) sebagai anggota Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan. Ia bahkan bergabung dalam komunitas yang berfokus pada analisis ekonomi dan politik. Selain keterlibatan di berbagai kegiatan inilah muncul ide untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Ide yang ia ajukan berangkat dari pengamatan sosial dan pengalaman organisasi. Hasilnya sangat memuaskan, proposal PKM miliknya berhasil lolos pendanaan dan menghasilkan tiga Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta publikasi jurnal terakreditasi Sinta 3.

“Proses PKM benar-benar menguji dedikasi. Kami bekerja dari pagi hingga malam, bahkan bisa dibilang 24 jam penuh untuk riset dan pelaporan. Rasanya seperti berjuang tanpa henti, tapi semua terbayar saat akhirnya berhasil lolos pendanaan dan mendapat rekognisi,” tuturnya.

Rekognisi PKM diperoleh pada semester lima, setelah melalui proses panjang mulai dari pelaporan, presentasi, hingga penerbitan jurnal. Berkat dukungan berbagai pihak, hasil penelitian tersebut diakui sebagai pengganti skripsi. Ia bahkan sudah mencicil penulisan bab satu hingga tiga pada semester enam dan menuntaskan bab empat dan lima dalam waktu singkat saat semester tujuh.

Setelah itu, Salsabilla kembali menerima tawaran kerja di bidang riset berskala besar. Ia juga aktif dalam social project dan kolaborasi dengan berbagai institusi besar. Perjuangannya mengantarkannya menjadi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas dan Finalis Mahasiswa Berprestasi Universitas.

“Perjalanan ini tidak mudah. Ada banyak kegagalan dan masa-masa sulit. Tapi dengan dukungan keluarga, teman, dan dosen, saya bisa bangkit. Allah juga selalu kirim orang-orang baik di sekitar saya, dan itu yang membuat saya terus semangat,” ungkapnya.

Selain itu, Salsabilla bertekad mengembangkan minatnya di bidang psikologi forensik, bidang yang dari awal sudah menjadi fokusnya. Ia menilai peran psikolog forensik semakin dibutuhkan untuk membantu menegakkan keadilan dan menjernihkan kasus-kasus hukum di Indonesia. (Lus)

uad.ac.id


BAGIKAN