Tiga mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) berhasil mengembangkan pembelajaran matematika di Kampung Baca Temugiring dengan menggunakan media komik matematika berbahasa jawa. Media tersebut digunakan untuk meningatkan minat dan prestasi belajar matematika anak usia SD binaan kampung baca temugiring. Adapun ketiga mahasiswa itu, yakni Kharisma Safitri Indahsari, Sudrajat, dan Muhamad Devi Setya Ramadhan. Ketiganya tersebut adalah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika UPY.
Kampung Baca Temugiring terletak di dusun Kedung Ranti RT 03/06, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY. Kampung Baca Temugiring merupakan sebuah tempat belajar dan membaca bagi anak-anak di Kampung Temugiring dusun Kedung Ranti desa Nglipar. Kampung baca tersebut berdiri pada tanggal 7 februari 2018. Kegiatan belajar dan membaca di kampung baca tersebut diadakan pada setiap hari sabtu. Namun kegiatan belajar di Kampung Baca Temugiring belum memiliki variasi ataupun metode pembelajaran semacam menggunakan komik. Padahal, komik dapat mempermudah proses belajar serta dapat menambah daya ingat. Apalagi untuk anak-anak akan lebih tertarik dan antusias dalam belajar dengan menggunakan komik yang bergambar.
Awal mula pengembangan media pembelajaran matematika didasarkan karena salah satu mahasiswi UPY, yaitu Kharisma Safitri saat melihat pembelajaran di kampung baca temugiring kurang optimal terutama pada bidang studi matematika. Hal tersebut dikarenakan minat belajar khususnya matematika anak-anak kampung baca temugiring yang kurang dan belum adanya media pembelajaran yang dapat menarik minat ataupun antusias dalam belajar serta motivasi belajar matematika anak-anak kampung temugiring. Sehingga berdampak pula pada prestasi belajar matematika anak-anak kampung baca temugiring rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai-nilai matematika anak-anak kampung baca temugiring di sekolah.
Menurut anak-anak dikampung baca temugiring, mereka menganggap buku-buku yang selama ini mereka gunakan sangat membosankan dan tidak membuat mereka termotivasi belajar karena banyak tulisan. Mereka lebih menyukai gambar dan cerita. Selain itu, yang membuat mereka merasa malas membaca buku-buku yang ada karena bahasa yang terdapat dalam buku-buku tersebut adalah berbahasa indonesia. Sedangkan mereka karena keseharian memakai bahasa daerah membuat mereka lebih nyaman dan fasih menggunakan bahasa daerah mereka yaitu Bahasa Jawa. Berawal dari pengalaman tersebut, ketiga mahasiswa UPY yakni Kharisma Safitri, Sudrajat dan Muhamad Devi mencoba untuk mengatasi masalah itu dengan membuat media komik matematika berbahasa jawa. Media ini untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika anak-anak kampung baca temugiring.
Untuk menjaga keberlanjutan program, ketiga mahasiswa UPY yakni Kharisma Safitri dkk pun melakukan pelatihan menggunakan corel draw, photoshop, dan membuat komik untuk pengurus-pengurus kampung baca temugiring. Sehingga, pengurus-pengurus kampung baca temugiring dapat membuat dan mengembangkan komik-komik lainnya sebagai media pembelajaran anak-anak kampung baca temugiring.

Di bawah bimbingan dosen Pendidikan Matematika UPY, Kintoko, M.Pd, pembelajaran dengan media komat baja ini sudah dilakukan di kampung baca temugiring. Pembelajaran menggunakan Komat Baja dilaksanakan 2 kali dalam seminggu dengan materi sesuai cerita dalam komik. Setiap kali pertemuan satu pokok bahasan. Setelah itu jika selesai menggunakan komik, anak-anak akan langsung diberikan latihan soal yang langsung dikerjakan di papan tulis guna melatih percaya diri anak-anak kampung baca temugiring.
Ciri khas dari media komik ini adalah Bahasa yang digunakan dalam komik guna membantu anak-anak yang lebih nyaman menggunakan Bahasa Jawa dalam pembelajaran. Diharapkan media tersebut dapat membantu pengurus-pengurus kampung baca temugiring dalam mengembangkan media belajar anak-anak kampung baca temugiring.
sumber: http://upy.ac.id/berita/mahasiswa-upy-kembangkan-media-komik-matematika-berbahasa-jawa