TIM HIBAH PDB 2025 UNIVERSITAS AKPRIND INDONESIA LATIH TEKNOLOGI OLAH SAMPAH ORGANIK JADI MAGGOT BAGI WARGA DUSUN KARANGPAKIS, CANGKRINGAN, SLEMAN.

Yogyakarta – Tim hibah pemberdayaan desa binaan Universitas AKPRIND Yogyakarta kembali hadir di tengah masyarakat dengan program nyata dalam bidang lingkungan dan ketahanan pangan. Kali ini, kegiatan difokuskan pada pelatihan pengolahan sampah organik menjadi maggot, yang diberikan kepada Kelompok Sadar Lingkungan Balangan, Dusun Karangpakis, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman pada tanggal 16 September 2025.

Program ini merupakan kelanjutan dari hibah tahun sebelumnya, dengan dukungan penuh pembiayaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Tahun ini, Universitas AKPRIND menegaskan komitmennya untuk mendorong kemandirian masyarakat desa binaan melalui inovasi pengelolaan sampah organik berbasis biokonversi.

Dalam kesempatan tersebut, tim Universitas AKPRIND tidak hanya memberikan pelatihan teknis terkait budidaya maggot sebagai solusi ramah lingkungan, tetapi juga menyerahkan satu unit rumah budidaya maggot dan mesin pengayak kasgot. Mesin ini nantinya dimanfaatkan untuk menghasilkan pupuk organik yang siap digunakan bagi sektor pertanian lokal.

 

Ketua tim pelaksana Ir. Purnawan, ST., M.Eng., IPM beserta mahasiswa menyampaikan bahwa program ini bertujuan mengurangi timbunan sampah organik rumah tangga sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga. “Maggot dari larva Black Soldier Fly (BSF) dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak berkualitas tinggi, sedangkan kasgot atau sisa media budidaya maggot bisa diolah menjadi pupuk organik untuk pertanian. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya berkontribusi menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga memperoleh manfaat ekonomi,” jelasnya.

Warga setempat menyambut baik kegiatan ini, mengingat pengelolaan sampah masih menjadi tantangan utama di tingkat desa. Melalui pelatihan ini, mereka berharap pengetahuan baru tentang teknologi maggot dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan membuka peluang usaha baru di bidang peternakan maupun pertanian.

Program hibah pemberdayaan desa binaan Universitas AKPRIND ini sekaligus menunjukkan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengatasi persoalan lingkungan. Tahun kedua pelaksanaan program ini diharapkan semakin memperkuat kemandirian kelompok masyarakat dalam mengelola sampah, menjaga kelestarian lingkungan, serta mendorong terciptanya ekonomi sirkular berbasis desa.


BAGIKAN