Upaya membentuk generasi muda yang sehat dan cerdas perlu dimulai dari kebiasaan makan yang baik serta lingkungan sekolah yang mendukung. Sebagai wujud komitmen tersebut, mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dengan Puskesmas Tegalrejo melaksanakan kegiatan penyuluhan gizi dan tinjauan kantin sehat di SMP Negeri 7 Yogyakarta pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Kegiatan bertema “Menciptakan Generasi Sehat dan Cerdas melalui Penerapan Gizi Seimbang dan Pangan Jajanan Sehat” ini merupakan bagian dari program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Gizi UAD, yang bertujuan mengaplikasikan ilmu gizi secara langsung di masyarakat. Kegiatan dipandu oleh Reana Marliza, S.K.M., nutrisionis Puskesmas Tegalrejo, selaku pembimbing lapangan, dengan sasaran siswa dan pengelola kantin sekolah.
Sesi penyuluhan dilaksanakan secara interaktif di lapangan sekolah. Sebelum penyampaian materi, siswa mengerjakan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal mereka tentang gizi.
Mahasiswi PKL, Nayla Firiyal, membuka sesi dengan penjelasan mengenai Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dan kaitannya dengan masalah gizi seperti obesitas dan gizi kurang. “Jajanan tinggi gula, garam, dan lemak dapat memicu obesitas, sementara jajanan rendah zat gizi menyebabkan kekurangan zat gizi penting,” jelas Nayla.
Selanjutnya, Fanny Khadizah memberikan tips praktis memilih jajanan yang aman, bergizi, dan bermutu. Ia menegaskan bahwa jajanan tidak dapat menggantikan sarapan. “Ingat, jajanan hanya berfungsi sebagai makanan selingan, bukan sebagai pengganti sarapan utama,” ujarnya. Fanny juga memberikan contoh PJAS sehat seperti buah potong, roti isi, dan yoghurt, serta menganjurkan untuk menghindari makanan tinggi gula, garam, dan pewarna buatan.
Sesi berikutnya disampaikan oleh Nafasya Zahira, yang menjelaskan konsep Gizi Seimbang dan panduan “Isi Piringku”. Ia mengajak siswa untuk membiasakan pola makan lengkap yang terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. “Selain menjaga asupan gizi, siswa juga perlu beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari dan cukup minum air putih delapan gelas sehari,” pesan Nafasya.
Setelah penyuluhan, dilakukan posttest untuk mengukur peningkatan pengetahuan siswa. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman, terutama terkait pentingnya sarapan dan ciri jajanan sehat. Jumlah siswa yang mengetahui bahwa PJAS tidak dapat menggantikan sarapan meningkat dari 41% menjadi 50,4%.
Kegiatan dilanjutkan dengan tinjauan kantin sehat yang melibatkan mahasiswa PKL dan Puskesmas Tegalrejo. Pemeriksaan difokuskan pada kebersihan alat masak, penyimpanan bahan makanan, serta higiene penjamah makanan. Tim memberikan rekomendasi perbaikan seperti peningkatan kebersihan, penataan lokasi agar lebih higienis, serta pengecekan berkala terhadap tanggal kedaluwarsa dan izin edar produk.
“Istilahnya, kebersihan penjamah makanan adalah garis pertahanan pertama kita. Pastikan kuku selalu pendek dan hindari aksesori saat mengolah makanan,” ujar Fanny. Sementara itu, Reana Marliza, S.K.M., menekankan pentingnya peran pengelola kantin. “Kami berharap lingkungan kantin aman dan bersih untuk anak-anak, karena ini adalah bentuk perlindungan langsung terhadap kesehatan siswa,” ujarnya.
Kegiatan kolaboratif ini menunjukkan hubungan yang baik antara Universitas Ahmad Dahlan, Puskesmas Tegalrejo, dan SMP Negeri 7 Yogyakarta. Melalui edukasi gizi dan pembinaan kantin sehat, sekolah diharapkan menjadi lingkungan yang mendukung terbentuknya generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. (Doc)