Mahasiswa KPI UMY Ukir Prestasi Nasional, Raih Juara 3 Lomba Pidato Bahasa Arab

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Studi Islam dan Peradaban (FSIP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali meraih prestasi membanggakan di tingkat nasional. Catur Pamungkas, mahasiswa KPI angkatan 2022, berhasil memperoleh Juara 3 dalam Lomba Pidato Bahasa Arab Tingkat Mahasiswa pada Festival Kampung Arab 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Prestasi tersebut diraih Catur setelah melewati proses seleksi dan tampil meyakinkan pada hari perlombaan, Sabtu (22/11). Dalam wawancara pada Senin (24/11) melalui WhatsApp, Catur mengungkapkan motivasi terbesarnya mengikuti kompetisi ini: Menjaga kemampuan Bahasa Arab yang telah ia pelajari agar tetap hidup dan terus berkembang.

“Motivasi saya sebenarnya hanya ingin tetap menghidupkan Bahasa Arab dalam diri saya agar tidak mati,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa kompetisi menjadi salah satu cara efektif untuk mengasah keterampilan berbahasa sekaligus menguji kesiapan mental di panggung.

Menurut Catur, Bahasa Arab memiliki struktur yang kuat, estetika retorika yang khas, dan nilai dakwah yang sangat relevan dengan bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam. Hal inilah yang membuatnya tertantang sekaligus yakin bahwa mahasiswa KPI memiliki kompetensi yang mampu bersaing di tingkat nasional.

Meski waktu persiapan tergolong singkat, sekitar satu minggu, Catur memaksimalkannya dengan fokus pada penyusunan naskah dan latihan teknik penyampaian. Ia melakukan riset mendalam terkait tema lomba dan berkonsultasi secara intensif dengan pembimbingnya, Jihan Insyira Zahrani, senior KPI UMY yang telah berpengalaman di berbagai ajang kompetisi Bahasa Arab. Hampir setiap malam, ia berlatih pengaturan intonasi, tempo, hingga gestur, bahkan merekam setiap sesi latihan untuk evaluasi. “Kadang latihan menghadap kaca, kadang sambil rebahan supaya gesturnya natural,” tambahnya.

Catur mengakui bahwa tantangan terbesar justru datang dari aspek mental saat tampil di panggung. Melihat kemampuan peserta dari kampus lain sempat membuatnya minder, namun perasaan itu ia ubah menjadi motivasi untuk tampil lebih baik.

Pada ajang tersebut, Catur membawakan pidato berjudul “Revitalisasi Bahasa Arab sebagai Gerbang Peradaban Islam di Era Modern.” Ia menekankan pentingnya Bahasa Arab sebagai bahasa ilmu dan peradaban yang melahirkan karya besar dalam bidang kedokteran, astronomi, filsafat, hingga sastra. Relevansi tema dan kekuatan pesan inilah yang disebutnya menjadi salah satu faktor kemenangan.

Bagi Catur, kemampuan berpidato dan penguasaan Bahasa Arab memiliki hubungan langsung dengan kompetensi dakwah. Dalam dunia penyiaran Islam, penyampaian pesan harus kuat, terstruktur, dan menyentuh hati audiens. “Bahasa Arab itu banyak digunakan dalam dakwah dan literatur Islam. Jadi kemampuan berpidato dalam Bahasa Arab sangat membantu memperluas ruang dakwah dan meningkatkan profesionalitas komunikasi,” ujarnya.

Di akhir wawancara, Catur menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukungnya, terutama pembimbingnya, Jihan Insyira Zahrani, serta UKM Al-Mujaddid yang menjadi ruang belajar Bahasa Arab baginya. “Semua latihan yang melelahkan terbayarkan. Terima kasih kepada teman-teman, kampus, dan terutama Kak Jihan yang membimbing saya sampai mencapai titik ini,” tutupnya.

Catur menegaskan bahwa ia akan terus mengembangkan kemampuan public speaking dan Bahasa Arab. Ia juga mendorong mahasiswa UMY untuk tidak takut mencoba kompetisi. “Kita semua punya banyak potensi. Tinggal berani mulai dan konsisten latihan. Kalau saya bisa, teman-teman pasti lebih bisa,” pesannya. (FU)


BAGIKAN