Dalam kompetisi tingkat internasional tersebut, Sobar mengusung esai berjudul “SciLink: AI-Based Hybrid Science Innovation to Enhance Interactive Experimentation in Schools.” Melalui gagasan itu, ia menawarkan solusi inovatif berbasis kecerdasan buatan untuk meningkatkan pembelajaran sains di sekolah, khususnya di daerah dengan keterbatasan fasilitas laboratorium.
Sobar menjelaskan bahwa SciLink merupakan model pembelajaran sains hybrid yang memadukan eksperimen virtual dan praktik langsung, dengan bantuan sistem AI untuk menyesuaikan kemampuan belajar setiap siswa. “Melalui SciLink, saya ingin menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi jembatan agar siswa di seluruh Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk belajar sains secara interaktif, meskipun tanpa laboratorium yang lengkap,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas capaian tersebut. Menurutnya, kemenangan ini bukan hanya bentuk penghargaan pribadi, tetapi juga motivasi untuk terus berinovasi di bidang pendidikan dan teknologi. “Saya berharap gagasan ini tidak berhenti di lomba saja. Ke depan, saya ingin mengembangkan SciLink menjadi proyek nyata yang bisa diterapkan di sekolah-sekolah, agar pembelajaran sains di Indonesia lebih adaptif dan menyenangkan,” tuturnya. (Mawar)