Roadmap Belajar dan Penguatan Skill Jadi Bekal Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja

Penyusunan roadmap belajar dipandang sebagai elemen penting bagi mahasiswa untuk menentukan arah akademik sekaligus memastikan proses perkuliahan tidak berjalan tanpa tujuan. Roadmap tidak hanya berupa jadwal belajar, tetapi merupakan strategi komprehensif yang menghubungkan capaian tiap semester, kebutuhan pengembangan keterampilan, hingga target karier setelah lulus. Tanpa peta belajar yang jelas, mahasiswa kerap memasang target tinggi, tetapi tidak diimbangi dengan usaha yang memadai.

“Roadmap itu ibarat peta yang menjaga konsistensi. Target boleh besar, tapi kalau tidak tahu jalannya, teman-teman hanya akan bergantung pada keberuntungan. Banyak yang ingin IPK empat, tapi belajarnya cuma dua bulan sekali,” ungkap Anggi Aprizal, S.E., M.E., Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sekaligus Founder Dream Tree Indonesia dalam acara Study Roadmap 2025 yang diselenggarakan GESFID FEB UMY pada Sabtu (22/11) di Gedung KH. Ibrahim lantai 5.

Anggi menekankan bahwa pola belajar yang bergantung pada mood atau spontanitas tidak cukup untuk menghadapi tuntutan akademik di perguruan tinggi. Karena itu, pemahaman dasar tentang teori belajar menjadi penting. Bahkan dalam perspektif Islam, menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah yang memengaruhi keberkahan proses akademik mahasiswa.

“Aktivitas keluar rumah itu bukan hanya kuliah. Niatkan untuk ibadah, niatkan untuk dapat ilmu, niatkan untuk menjemput rezeki, dan untuk memperbaiki diri. Kalau niatnya benar, proses belajar kalian akan berbeda. Ilmu itu diberkahi,” tuturnya.

Selain aspek akademik, Anggi menegaskan bahwa pengembangan keterampilan juga merupakan bagian penting dari roadmap. Skill yang relevan dengan kebutuhan industri seperti desain grafis, menurutnya, dapat menjadi pintu peluang kerja sejak dini. Ia mencontohkan bagaimana kemampuan sederhana seperti menguasai Canva dapat berkembang menjadi sumber pendapatan jika diasah secara konsisten.

“Mahasiswa bisa melatih skill melalui lomba-lomba kecil, mengerjakan proyek UMKM, sampai akhirnya memiliki portofolio profesional. Jadi selama kuliah jangan hanya fokus pada IPK. Sekarang soft skills justru menjadi kebutuhan fundamental di dunia kerja,” jelasnya.

Untuk menyusun roadmap yang efektif, mahasiswa didorong menggunakan prinsip SMART Goals agar tujuan yang ditetapkan tidak berhenti pada teori. Tujuan yang spesifik, terukur, relevan, realistis, dan berbatas waktu dinilai akan membantu mahasiswa menyusun langkah-langkah konkret, sehingga proses belajar lebih terarah dan tidak sekadar menjadi rutinitas. (NF)


BAGIKAN