Buah sukun banyak tumbuh di Kulon Progo dan mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Buah sukun yang telah dimasak cukup bagus sebagai sumber vitamin A, B komplek dan vitamin C. Meskipun demikian, harga jual per buahnya murah. Selama ini pengolahan buah sukun dilakukan dengan cara tradisional dan sederhana, yaitu dengan cara dikukus ataupun digoreng saja, sehingga produk tersebut kurang diminati oleh anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
“Hasil panen buah sukun belum diolah secara maksimal menjadi berbagai jenis produk yang bernilai ekonomi tinggi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang diversifikasi cara pengolahan, teknologi pengemasan serta manajemen usaha oleh masyarakat” disampaikan oleh ibu kepala dukuh Klajuran, Martini (Minggu, 6 Agustus 2017)
Untuk itulah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melalui Agus Setiyoko, dosen Teknologi Hasil Pertanian tergerak untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan pengolahan buah sukun agar memiliki nilai ekonomi lebih. Dalam pelatihan ini dibuatlah olahan sukun berupa “dokun” (Donat Sukun) aneka toping sebagai salah satu produk diversifikasi pengolahan. Masyarakat diharapkan mengetahui cara pengolahan donat sukun dan mampu mengolahnya sebagai salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat. Kue donat dipilih dalam pelatihan ini, karena penggemar makanan ini dari anak-anak hingga dewasa, bahkan orang tua pun juga suka.
Agus Setiyoko mengatakan “Pelatihan yang diikuti ibu-ibu warga desa Tanjungharjo, Nanggulan, Kulonprogo sejak bulan Mei 2017 diawali dengan penyuluhan, praktek pengolahan, praktek pengemasan dan manajemen usaha sederhana”. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan buah sukun yang awalnya tidak digemari oleh masyarakat, mampu menjelma menjadi makanan yang digemari, mempunyai nilai jual yang tinggi serta kaya akan kandungan gizi. serta menjadi salah satu peluang usaha kuliner dan makanan khas dari asli daerah Kulon Progo.