Wirausaha menjadi keterampilan penting bagi generasi muda untuk membangun kemandirian sekaligus membuka peluang ekonomi baru. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Suryo Pratolo, S.E., M.Si., Ak., CA., CGAA., menegaskan bahwa wirausaha bukan sekadar aktivitas mencari keuntungan, melainkan upaya menghadirkan solusi bagi kebutuhan masyarakat. Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Study Roadmap 2025 yang diselenggarakan GESFID FEB UMY pada Sabtu (22/11) di Gedung KH. Ibrahim lantai 5.
Menurut Prof. Suryo, esensi wirausaha terletak pada kemampuan menemukan permasalahan di sekitar dan menjawabnya melalui karya, inovasi, atau layanan yang bermanfaat. Di samping itu, wirausaha juga menjadi jalan untuk menata masa depan dengan lebih mandiri. “Berwirausaha merupakan langkah membangun kemandirian. Dengan menciptakan lapangan kerja, seorang wirausahawan tidak hanya menyejahterakan dirinya, tetapi juga membuka kesempatan bagi orang lain untuk tumbuh. Karena itu, beranilah melangkah dan jangan hanya terpaku menjadi pegawai,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa menjadi pemimpin bagi usaha sendiri bukan soal gengsi, melainkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan dampak sosial. Usaha yang dibangun atas nilai kebermanfaatan, menurutnya, akan menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan yang membawa berkah bagi masyarakat luas.
Untuk menjadi wirausahawan yang berhasil, seseorang perlu memiliki insting bisnis yang kuat, yakni kemampuan membaca peluang, memahami kebutuhan konsumen, dan merespons perubahan pasar. Insting tersebut, kata Prof. Suryo, bukan bawaan lahir, tetapi terbentuk dari pengalaman, keberanian mencoba, serta kemauan belajar dari kegagalan.
Selain itu, keterampilan bernegosiasi juga menjadi aspek penting dalam dunia usaha. Negosiasi yang baik akan membantu pelaku usaha memperoleh kesepakatan terbaik tanpa mengorbankan hubungan jangka panjang. “Pebisnis harus peka kapan perlu mengambil keuntungan dan kapan perlu mengalah demi keberlanjutan relasi. Keputusan semacam ini sangat menentukan keberlangsungan usaha,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa seorang wirausahawan juga perlu mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia, baik manusia, alam, maupun ide kreatif, secara optimal. Namun, lebih dari keterampilan teknis, etika dan karakter kuat juga menjadi fondasi utama. Sikap ramah, sopan, menghargai orang lain, dan mudah bergaul akan menjadi modal sosial yang memperkuat kepercayaan publik terhadap usaha yang dibangun.
“Dengan perpaduan antara keterampilan, karakter, dan niat memberi manfaat, saya yakin generasi muda mampu menciptakan usaha yang tidak hanya menghasilkan profit, tetapi juga membawa dampak positif dan keberkahan bagi banyak orang,” tutup Prof. Suryo. (NF)