Robiansyah Marpaung, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2022, saat ini tengah menjalani program magang internasional di Walailak University, Thailand. Meski berstatus peserta magang di universitas tersebut, Robiansyah dan rekan-rekannya justru ditempatkan untuk praktik mengajar di sekolah-sekolah mitra Walailak University selama 1–28 November.
Dalam wawancara via WhatsApp pada Rabu (26/11), Robiansyah mengungkapkan bahwa pengalaman mengajar di Negeri Gajah Putih itu memberinya banyak pelajaran, terutama terkait adaptasi dan peningkatan kemampuan komunikasi.
Durasi magang yang singkat namun intensif menjadi tantangan tersendiri, terlebih ketika berinteraksi dengan siswa Junior High School yang kemampuan bahasa Inggrisnya masih sangat dasar.
“Untuk Junior High School, menurut saya pribadi, itu memang masih low, benar-benar dari nol,” ujar Robiansyah.
Kondisi tersebut membuatnya harus beradaptasi total. Ia bahkan memulai pengajaran dari materi paling dasar. “Pengalaman pertama saat masuk kelas 1 dan 2, saya mengajari mereka pronounce alfabet dalam bahasa Inggris. Ternyata masih banyak yang belum tahu,” kenangnya.
Agar pembelajaran lebih mudah dipahami, Robiansyah bekerja sama dengan guru bahasa Inggris setempat untuk memberikan penjelasan tambahan. Ia juga harus menerjemahkan slide PowerPoint ke dalam bahasa Thailand bagi siswa Junior High School. Kondisinya berbeda dengan siswa Senior High School yang memiliki pemahaman lebih baik sehingga tidak memerlukan terjemahan.
Meski penuh tantangan, Robiansyah merasa bersyukur karena bekal dari PBI UMY membantunya beradaptasi. Kurikulum PBI, termasuk aktivitas micro teaching dan magang mengajar sejak semester 5 dan 6, dinilainya memberikan fondasi kuat dalam praktik mengajar di lapangan.
“Saya bersyukur berkuliah di PBI UMY karena ada pelajaran micro teaching. Jadi saya terbekali tata cara mengajar,” ungkapnya.
Sekolah mitra juga memberikan kebebasan penuh dalam pengembangan bahan ajar. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Robiansyah untuk menerapkan metode pembelajaran berbasis teknologi, sebagaimana yang ia pelajari di UMY.
“Saya menggunakan bahan ajar yang saya pelajari di PBI UMY, yang lebih berbasis teknologi. Misalnya Padlet dan Kahoot untuk games evaluation agar kelas lebih interaktif dan produktif,” tuturnya.
Menurut Robiansyah, kemampuan yang paling berkembang selama magang adalah keterampilan komunikasi dan rasa percaya diri saat menjelaskan materi. Lingkungan pergaulan internasional dengan mahasiswa pertukaran dari Universitas Negeri Jambi, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Malang, serta UMY yang terbiasa berdiskusi dalam bahasa Inggris juga memberikan dorongan tambahan.
Dalam hal evaluasi, ia menerapkan authentic assessment untuk mendorong siswa mempraktikkan bahasa Inggris secara langsung. Ia juga memberikan kuis di akhir sesi untuk mengukur pemahaman siswa. Hasil evaluasi kemudian digunakan untuk menyesuaikan materi pembelajaran selanjutnya.
“Misalnya ada anak yang kesulitan dalam kosa kata tertentu atau pronunciation, saya akan memberikan materi lanjutan yang fokus pada pronunciation,” jelasnya, menekankan pentingnya pembelajaran yang responsif.
Robiansyah berharap program magang internasional seperti ini terus berlanjut karena memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa PBI UMY untuk menjelajahi metode pengajaran di konteks global. (FU)