Tips Menjadi MC Berkelas: Pahami Acara, Bangun Chemistry, Kuasai Diksi, dan Artikulasi

Peran seorang Master of Ceremony (MC) dalam sebuah acara sering kali dianggap sepele, padahal kenyataannya memerlukan pemahaman yang jauh lebih mendalam. Hal ini disampaikan oleh Rosa Kusuma Dewi Azhar, S.Pd., M.Si., dalam Pelatihan Master of Ceremony yang berlangsung di Gedung AR Fachrudin A Lantai 5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis (27/11).

“Banyak orang mengira pekerjaan MC itu mudah karena hanya membaca teks. Padahal, MC harus memahami konteks acara, tujuan kegiatan, hingga karakter lembaga penyelenggara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rosa menjelaskan bahwa seorang MC harus memiliki soul, yakni kemampuan menangkap suasana, membaca dinamika panggung, dan menyesuaikan diri dengan cepat. Dalam posisi tersebut, MC dituntut peka terhadap setiap situasi yang terjadi di atas panggung. Kemampuan adaptif ini tidak hanya bertumpu pada teknik, tetapi juga pada kesiapan mental serta banyaknya pengalaman.

“Ada nilai plus ketika MC berasal dari internal suatu instansi. Mereka paham bahasa yang biasa digunakan, memahami norma lembaga, dan memiliki chemistry dengan penyelenggara. Soul seperti itu tidak bisa dibangun secara instan,” jelasnya.

Selain memiliki sensitivitas terhadap situasi, MC juga harus menguasai diksi, artikulasi, serta kemampuan merangkai kalimat. Hal ini penting karena dalam setiap acara terdapat struktur, alur energi, dan suasana tertentu yang harus dibangun sesuai karakter audiens.

“MC yang baik harus mampu membaca siapa audiensnya. Gaya penyampaian untuk acara mahasiswa tentu berbeda dengan acara formal yang menghadirkan pejabat kampus atau tamu institusional,” tambah Rosa.

Ia juga menegaskan bahwa menjadi MC bukan tentang memamerkan kemampuan diri, melainkan bagaimana menghubungkan penyelenggara, pengisi acara, dan audiens. Dengan pemahaman mendalam, kesiapan mental, dan kemampuan beradaptasi, Rosa meyakini siapa pun dapat berkembang menjadi MC yang profesional dan berkelas.

“MC itu jembatan. Ia bukan bintang utama, tetapi justru memastikan acara berjalan harmonis. Jika kita memberi ‘rasa’ pada setiap kata dan memahami makna di balik setiap segmen, acara akan terasa lebih hidup, tertata, dan berkesan,” pungkasnya. (NF)


BAGIKAN