Kolaborasi Riset Perguruan Tinggi Swasta Didorong untuk Jawab Isu Strategis Kota Yogyakarta

Yogyakarta — Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI Wilayah V) dan Pemerintah Kota Yogyakarta memperkuat sinergi riset melalui Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kolaborasi Riset Perguruan Tinggi Swasta dengan Pemerintah Kota Yogyakarta”. Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Universitas Janabadra ini diikuti sedikitnya 150 dosen dari berbagai perguruan tinggi swasta di DIY. Wali Kota Yogyakarta, Kepala Bappeda, serta Kepala LLDIKTI Wilayah V hadir memberikan arahan.

Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D., menegaskan pentingnya riset perguruan tinggi melampaui capaian publikasi dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

“Riset harus menjadi pijakan penting dalam penyusunan kebijakan publik, peningkatan layanan pemerintah, hingga penguatan daya saing masyarakat,” ujar Setyabudi.

Setyabudi menambahkan, LLDIKTI Wilayah V berkomitmen memfasilitasi kemitraan lintas sektor serta mendorong hilirisasi riset melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan dunia usaha.

Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kolaborasi akademisi dan pemerintah merupakan fondasi penting dalam mewujudkan kebijakan berbasis data dan bukti ilmiah. Dengan potensi sumber daya manusia yang besar, Kota Yogyakarta sangat terbantu oleh kontribusi riset perguruan tinggi.

“One Village, One Sister University, One Sister Corporate menjadi strategi memperkuat pendampingan kampung, menggali potensi lokal, dan pemerataan pembangunan. Kebijakan yang efektif hanya bisa terwujud jika didukung integrasi data, kajian ilmiah, serta kerja sama berkelanjutan,” ujar Hasto.

Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, S.T., M.T., memaparkan bahwa lebih dari 330 usulan riset dosen telah dipetakan ke dalam lima sektor prioritas pembangunan kota. Sektor-sektor tersebut mencakup ekonomi kerakyatan dan UMKM, ekonomi makro dan inovasi daerah, kesehatan dan kependudukan, pendidikan dan pemberdayaan SDM, serta tata kelola kota dan isu sosial perkotaan. Setiap sektor ditautkan dengan lima perangkat daerah utama, dari Dinas Koperasi dan UMKM hingga Dinas Lingkungan Hidup. Riset tersebut diharapkan memberi dukungan ilmiah pada delapan prioritas pembangunan kota, termasuk peningkatan mutu pendidikan, layanan kesehatan, produktivitas ekonomi warga, serta ketangguhan lingkungan.

Dalam kesempatan yang sama, dilakukan pula penandatanganan MoU kolaborasi riset antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan LLDIKTI Wilayah V, sebagai bentuk penguatan komitmen kedua pihak dalam mendorong riset yang berdampak langsung pada pembangunan daerah.

FGD kemudian dilanjutkan dengan sesi breakout room yang mempertemukan dosen dengan organisasi perangkat daerah (OPD) berdasarkan kebutuhan sektor masing-masing. Sejumlah isu strategis muncul sebagai fokus pembahasan, mulai dari pemberdayaan UMKM, inovasi ekonomi daerah, penurunan stunting, peningkatan mutu layanan kesehatan, penguatan literasi, pengelolaan sampah, mitigasi bencana, hingga persoalan sosial perkotaan. Proses pencocokan ini menghasilkan beberapa gagasan riset yang dinilai siap diimplementasikan untuk mendukung program prioritas OPD pada 2025–2029.

Kolaborasi ini menjadi langkah strategis menuju terbangunnya ekosistem kota berbasis pengetahuan (knowledge-based city) serta penguatan inovasi daerah. 

Humas
LLDIKTI Wilayah V

 

 


BAGIKAN