Gelaran Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) memasuki fase krusial pada sesi ketiga, Jumat, 5 Desember 2025. Diskusi bergeser ke ranah teknis, yakni penguasaan analytics dan penguatan konektivitas antarlembaga di era disrupsi digital.
Sesi ini diisi oleh Ismail Fahmi, S.T., M.A., Ph.D., dari Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Sosok yang dikenal luas sebagai pakar big data ini menekankan bahwa di era banjir informasi saat ini, intuisi saja tidak lagi cukup, keputusan komunikasi harus berbasis pada data yang presisi.
Ismail menegaskan urgensi penggunaan tools analytics untuk membedah percakapan di media sosial. Bagi PTMA, kemampuan membaca data analitik bukan sekadar untuk mengetahui jumlah likes atau share, melainkan untuk memetakan sentimen publik, mendeteksi potensi krisis sejak dini, serta merumuskan strategi komunikasi yang relevan dengan target audiens, khususnya Gen Z.
Lebih jauh, Ismail menyoroti korelasi antara data dan penguatan hubungan antarlembaga. Dengan basis data yang kuat, PTMA dapat saling terhubung dalam satu ekosistem informasi yang solid. Analitik memungkinkan jejaring Muhammadiyah untuk bergerak serentak dalam mengamplifikasi narasi positif dan memitigasi isu, menjadikan PTMA sebagai kekuatan opini yang diperhitungkan di kancah nasional.
Ismail Fahmi juga memperkenalkan kerangka kerja untuk manajemen kehumasan PTMA yang mengintegrasikan tiga metode analisis utama: Stakeholder Mapping, Analisis Framing Media, dan SCCT (Situational Crisis Communication Theory).
Menurutnya, tujuan utama dari integrasi ketiga metode ini adalah untuk menentukan siapa yang diajak bicara, narasi apa yang dibangun, dan aksi komunikasi apa yang harus dilakukan. Hasil yang diharapkan adalah kebijakan humas yang kokoh, peningkatan reputasi, relasi antar lembaga yang lebih harmonis, dan risiko krisis yang lebih kecil.
Iwan Setiawan, M.M., menambahkan, “Humas adalah kunci-kunci informasi di PTMA, sekaligus pusat-pusat keunggulan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Mari bersama tingkatkan kolaborasi dan sinergi, jadikan Humas sebagai ujung tombak untuk menguatkan citra dan kontribusi positif PTMA dan AUM bagi bangsa!” tegasnya. (Mawar)