Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Program Hibah BIMA Pendanaan Tahun 2026 pada Jumat (12/12) di Auditorium Kampus Terpadu UWM. Kegiatan ini diikuti oleh para pejabat struktural serta dosen dari berbagai program studi di lingkungan UWM sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan sosialisasi menghadirkan Prof. Dr. Ir. Ambar Rukmini, M.P., Kepala LPPM UWM, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Prof. Ambar menegaskan pentingnya partisipasi aktif dosen dalam memanfaatkan peluang pendanaan penelitian dan pengabdian melalui sistem BIMA yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.
“Kami mendorong seluruh dosen UWM untuk tidak ragu mengajukan proposal hibah BIMA. Kesempatan pendanaan tahun 2026 terbuka luas, dan UWM perlu hadir dengan karya riset serta program pengabdian yang berkualitas, relevan, dan berdampak nyata,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Ambar menjelaskan bahwa hibah BIMA memiliki tujuan strategis untuk memperkuat ekosistem riset di perguruan tinggi, meningkatkan kapasitas peneliti, serta membangun pondasi riset yang berkelanjutan. Ia juga memaparkan berbagai skema pendanaan yang dapat diakses dosen, baik pada bidang penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
Pada skema penelitian, hibah BIMA mencakup antara lain penelitian dosen pemula, riset fundamental, riset terapan, riset kerja sama antar perguruan tinggi, riset hibah pascasarjana, serta skema riset lainnya. Sementara itu, pada skema pengabdian kepada masyarakat terdapat program pemberdayaan kemitraan masyarakat, pemberdayaan berbasis kewirausahaan, pemberdayaan berbasis wilayah, Kosabangsa, serta program mahasiswa berdampak.
Selain pemaparan skema, Prof. Ambar juga menyampaikan strategi agar proposal dapat lolos pada tahap seleksi administratif dan substantif. Ia menekankan pentingnya kelengkapan dokumen, kepatuhan terhadap format dan panduan BIMA, kejelasan rumusan masalah, kekuatan metodologi, kebaruan riset, serta penyusunan anggaran yang logis dan sesuai ketentuan.
“Banyak proposal gugur bukan karena gagasannya kurang baik, melainkan karena tidak patuh terhadap panduan. Oleh karena itu, ketelitian, sistematika, dan ketaatan pada format merupakan kunci utama,” tegas Dosen Program Studi Teknologi Pangan UWM ini.
Ia juga mendorong agar topik penelitian dan pengabdian yang diusulkan dapat dikaitkan dengan isu-isu strategis, seperti green economy dan Sustainable Development Goals (SDGs), sehingga luaran kegiatan memiliki relevansi yang lebih luas terhadap kebutuhan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan sosialisasi berlangsung interaktif dan disambut dengan antusias oleh para dosen. Sesi diskusi dan konsultasi dimanfaatkan peserta untuk menggali informasi lebih mendalam terkait teknis penyusunan proposal hibah BIMA.
Melalui kegiatan ini, LPPM UWM berharap jumlah dan kualitas proposal hibah BIMA Tahun 2026 dari dosen UWM dapat meningkat secara signifikan. LPPM juga menegaskan komitmennya untuk terus melakukan pendampingan, mulai dari klinik proposal, bimbingan teknis, hingga pendampingan penyusunan anggaran, guna mendukung keberhasilan dosen dalam memperoleh pendanaan riset dan pengabdian.