Dari Kampus ke Lokasi Bencana, UMY Rescue Perkuat Peran Kemanusiaan Muhammadiyah

Di balik banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan menyisakan luka mendalam bagi ribuan warga, tersimpan kisah solidaritas dan kepedulian kemanusiaan yang terus menyala. Saat banyak keluarga kehilangan tempat tinggal, harta benda, bahkan rasa aman, Muhammadiyah kembali menegaskan perannya sebagai organisasi sosial-keagamaan yang konsisten hadir di garis depan dalam membantu masyarakat terdampak bencana.

Komitmen tersebut tercermin melalui penerjunan Tim UMY Rescue 2025 oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis (18/12). Aksi ini menjadi bagian dari gerakan kemanusiaan Muhammadiyah dalam merespons bencana banjir besar yang melanda Aceh dan sejumlah wilayah lain di Sumatera.

Wakil Rektor UMY Bidang Riset, Inovasi, dan Hilirisasi, Dr. dr. Supriyatiningsih, M.Kes., Sp.OG, menyampaikan bahwa bencana banjir kali ini termasuk yang terberat dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan, pernyataan Gubernur Aceh yang menyebut dampaknya lebih berat dibanding tsunami 2004 menjadi pengingat akan seriusnya kondisi yang dihadapi masyarakat.

“Atas dasar empati kemanusiaan itulah Muhammadiyah merasa terpanggil untuk segera bergerak. Kami hadir bukan karena kesamaan suku, agama, atau latar belakang, melainkan karena nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas yang menjadi landasan gerakan Muhammadiyah,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh misi kemanusiaan Muhammadiyah, termasuk yang dijalankan oleh UMY, berada dalam koordinasi organisasi, salah satunya melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Selain Tim UMY Rescue 2025 yang berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Muhammadiyah juga mengerahkan relawan MDMC yang siaga 24 jam dalam penanganan berbagai bencana, baik di dalam maupun luar negeri.

“Dalam misi ini, Tim UMY Rescue 2025 akan bertugas selama kurang lebih dua pekan hingga 31 Desember, dengan mandat kemanusiaan berupa pelayanan kesehatan terpadu, pendampingan psikososial, serta upaya pemulihan kesehatan masyarakat pascabencana,” jelasnya.

Ketua Tim Pelaksana UMY Rescue 2025, Dr. dr. Sagiran, turut mengingatkan para relawan bahwa keberangkatan mereka merupakan wujud rasa syukur atas nikmat keselamatan dari Allah SWT sekaligus amanah untuk menolong sesama. Ia menekankan pentingnya keikhlasan, ketangguhan mental, dan kesiapan fisik dalam menjalankan misi kemanusiaan di wilayah terdampak.

Muhammadiyah, melalui jaringan amal usaha pendidikan dan kesehatan yang dimilikinya, terus menunjukkan bahwa dakwah tidak hanya diwujudkan melalui mimbar dan ruang kelas, tetapi juga melalui aksi nyata di tengah penderitaan masyarakat.

Kehadiran relawan, tenaga medis, dan akademisi di lokasi bencana menjadi bukti bahwa nilai Islam Berkemajuan diterjemahkan dalam tindakan konkret yang menyejukkan sekaligus membangkitkan harapan.

Melalui UMY Rescue 2025, Muhammadiyah kembali menegaskan komitmennya sebagai gerakan kemanusiaan yang hadir tanpa batas, melintasi sekat geografis dan perbedaan, dengan satu tujuan utama: Menjaga martabat kemanusiaan dan menolong sesama di saat paling sulit. (Jeed)


BAGIKAN