Dalam amanatnya, Pembina Apel menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu bukan hanya seremonial untuk menghormati peran seorang perempuan dalam keluarga, namun juga bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai keibuan yang menjadi fondasi karakter bangsa: kasih sayang, empati, ketulusan, kepedulian, keberanian, serta komitmen tanpa pamrih terhadap kebaikan publik. Nilai-nilai tersebut menurutnya juga merupakan refleksi budaya pelayanan publik yang sedang ditanamkan oleh LLDIKTI Wilayah V.
Pembina Apel menyampaikan bahwa esensi Hari Ibu selaras dengan identitas dan arah pembangunan organisasi. Budaya layanan publik yang ideal adalah layanan yang empatik, cermat, responsif, dan penuh kepedulian—sama seperti nilai moral seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya.
“Keteladanan seorang ibu adalah inti budaya layanan publik. Ketulusan dan kesabaran seorang ibu adalah cermin layanan prima yang ingin kita bangun,” tegas beliau.
Beliau juga memberikan penghargaan kepada seluruh ASN perempuan di lingkungan LLDIKTI Wilayah V yang telah menunjukkan dedikasi tinggi, ketelitian, inisiatif, serta etos kerja luar biasa dalam mengawal tugas layanan pendidikan tinggi.
“Membangun WBBM bukan hanya persoalan dokumen, tetapi tentang perubahan mindset dan pola pelayanan. Ini adalah budaya kerja yang harus menjadi DNA institusi,” ungkapnya.
Beliau menegaskan empat unsur dasar budaya WBBM dalam pelayanan publik:
Tata kelola bersih dari kecurangan
Integritas individu dan kolektif
Layanan yang cepat, tepat, ramah, dan empatik
Birokrasi yang modern, profesional, dan dapat dipercaya
Prestasi tersebut menjadi bukti kesungguhan LLDIKTI Wilayah V dalam mendorong transformasi layanan, penguatan kerja sama perguruan tinggi, dan peningkatan kualitas tata kelola organisasi.
“Ini bukan hadiah instan. Ini buah kerja keras, kolaborasi, dan inovasi semua lini. Namun prestasi tidak akan berhenti di sini. Kita harus menjaga ritme dan terus meningkat,” ujarnya dalam amanat.
Pembina Apel menutup amanatnya dengan pesan reflektif bahwa nilai keibuan seharusnya hadir dalam setiap tindakan pelayanan publik.
“Sebelum kita menjadi ASN, kita adalah anak dari seorang ibu. Maka jangan biarkan organisasi ini berjalan tanpa nilai-nilai ibu di dalamnya,” ucapnya menutup amanat dengan penuh makna.
Melalui Apel Peringatan Hari Ibu 2025 ini, LLDIKTI Wilayah V berharap semakin menguatkan kualitas pelayanan publik perguruan tinggi melalui internalisasi budaya prima, peningkatan profesionalitas aparatur, serta penguatan budaya integritas menuju WBBM tahun mendatang. Apel ditutup dengan doa dan komitmen bersama agar lembaga terus menjadi inspirasi perubahan dan teladan kualitas layanan pendidikan tinggi di Indonesia.