Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) secara resmi melakukan kunjungan audiensi ke Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Saintek) pada Selasa (2/12). Kunjungan ini menjadi langkah awal penjajakan kerja sama strategis yang bertujuan memperkuat ekosistem inovasi, meningkatkan kemitraan global, serta mendorong pengembangan sumber daya manusia untuk mewujudkan Kampus Berdampak.
Rombongan UMY dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Zuly Qodir, M.Ag., dan diterima langsung oleh Direktur Jenderal Sains dan Teknologi beserta Direktur Bina Talenta Sains dan Teknologi di kantor Ditjen Saintek, Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas sejumlah peluang kolaborasi konkret untuk memperkuat kemitraan di berbagai sektor. Fokus penjajakan mencakup penguatan jejaring dalam dan luar negeri, pengembangan ekosistem Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), hingga perluasan program beasiswa serta inisiatif Bestari.
Zuly menegaskan bahwa kebutuhan untuk memperluas kolaborasi dengan dunia industri semakin mendesak. “Universitas harus bekerja sama dengan DUDI, demikian pula para dosen, baik dengan mitra dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan akses beasiswa bagi mahasiswa. Namun demikian, Zuly mengakui adanya sejumlah tantangan, termasuk persepsi bahwa perguruan tinggi swasta (PTS) masih menjadi pilihan kedua setelah perguruan tinggi negeri (PTN). Ia turut menyampaikan kekhawatiran mengenai pemotongan anggaran beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP), yang turun dari Rp8 juta menjadi Rp4 juta.
Di sisi lain, diskusi juga menyoroti potensi kerja sama yang lebih luas dalam bidang riset dan publikasi internasional. Ditjen Saintek memperkenalkan rencana program Cakrawala Saintek, yakni inisiatif yang membuka kesempatan residensi global bagi civitas academica UMY. Program ini memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kolaborasi riset bersama ilmuwan terkemuka dunia.
Menanggapi peluang tersebut, Zuly menjelaskan bahwa UMY memiliki kekuatan riset yang solid di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), terutama pada rumpun Kesehatan, Pertanian, dan Teknik.
“Riset di UMY sudah bagus, tetapi belum tereksplorasi secara maksimal, khususnya di bidang Kesehatan dan Pertanian,” imbuhnya, sembari melihat peluang besar untuk penguatan riset melalui kerja sama dengan Ditjen Saintek.
Upaya bersama antara UMY dan Ditjen Saintek ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem inovasi perguruan tinggi, meningkatkan kapasitas akademik, serta memperluas kontribusi UMY terhadap pembangunan nasional dan daya saing global. (FU)