UMY Gandeng Komdigi RI untuk Penguatan Literasi Digital dan Penelitian Kebijakan Komunikasi

JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus memperkuat sinergi Tridharma Perguruan Tinggi melalui penjajakan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi RI). Pertemuan ini digelar untuk membuka peluang kolaborasi strategis dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta program magang bagi mahasiswa di lingkungan pemerintahan.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UMY, Prof. Dr. Zuly Qodir, M.Ag., menjelaskan bahwa terdapat tiga fokus besar dalam inisiasi kerja sama tersebut. Pertama, UMY ingin memperluas kesempatan magang berdampak bagi mahasiswa di berbagai unit Komdigi. Kedua, mendorong kolaborasi penelitian yang relevan dengan isu-isu aktual seperti fenomena pinjaman daring (pinjol) dan judi daring (judol), yang terbukti tidak hanya menyasar generasi muda tetapi juga tenaga pendidik di perguruan tinggi.

“Mungkin perlu ada riset atau policy brief terkait permasalahan pinjol dan judol. Ternyata korbannya bukan hanya anak-anak muda, tapi dosen juga menjadi korban,” ungkap Zuly.

Selain penelitian, kerja sama dalam pengabdian masyarakat turut menjadi prioritas, terutama terkait program literasi komunikasi dan edukasi publik mengenai bahaya pinjol dan judol. Program ini diharapkan melibatkan dosen dan mahasiswa UMY secara kolaboratif.

Zuly juga membuka peluang pelaksanaan Praktisi Mengajar, di mana Komdigi dapat menghadirkan pejabat atau tenaga profesionalnya, seperti Direktur Informasi Publik, Dr. Nursodik Gunarjo, M.Si., untuk mengajar di UMY. Program ini dapat dilaksanakan secara tatap muka maupun blended learning dan menjadi indikator kualitas yang diakui oleh kementerian.

UMY turut menawarkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi pegawai Komdigi yang ingin melanjutkan studi ke jenjang S1 atau S2. Melalui RPL, pengalaman kerja, portofolio, serta sertifikasi profesional dapat dikonversi menjadi SKS sehingga mempermudah pegawai untuk melanjutkan pendidikan tanpa harus mengikuti perkuliahan secara penuh.

Dr. Nursodik Gunarjo menyambut positif inisiasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa Direktorat Informasi Publik memiliki newsroom yang mengelola berbagai kanal media, tim monitoring isu publik, produksi konten teks, visual, hingga pengelolaan media sosial. Hal ini membuka peluang bagi mahasiswa UMY untuk mendapatkan pengalaman magang yang komprehensif.

Terkait mekanisme magang, Nursodik menerangkan bahwa prosesnya kini berada di bawah koordinasi Sekretaris Jenderal dan diteruskan ke Sekretariat Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Sekretariat KPM). Karena itu, pengajuan resmi dari UMY perlu disampaikan langsung kepada Direktorat Jenderal. Sementara untuk Praktisi Mengajar, Komdigi membuka ruang koordinasi melalui Direktorat SDM bagi dosen yang ingin terlibat.

Melihat besarnya potensi kerja sama yang dapat ditegakkan, kedua pihak sepakat bahwa langkah awal yang perlu segera ditempuh adalah penyusunan payung hukum berupa Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Nota Kesepahaman (MoU). Dokumen tersebut akan menjadi dasar legal untuk mengimplementasikan berbagai program kolaborasi yang telah dibahas. (FU)


BAGIKAN